Sabtu 27 Sep 2025 21:43 WIB

Mahathir Minta Undangan untuk Trump di KTT ASEAN Dibatalkan Saja, Ini Alasannya

Malaysia harus bersikap atas arogansi Trump.

 FILE - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.
Foto: AP/Vincent Thian, File
FILE - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR—Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad meminta PM Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN membatalkan undangan kepada Presiden AS Donald Trump untuk menghadiri KTT Ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur akhir Oktober 2025.

Dalam pernyataan video di Kuala Lumpur pada Sabtu (27/9/2025), Mahathir menyebut Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump adalah dalang utama di belakang aksi genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga

"Saya memohon supaya Anwar Ibrahim membatalkan undangan kepada Donald Trump, karena dia [Trump] pendukung kejahatan kemanusiaan yang sedang dijalankan Israel kepada Palestina," kata Mahathir.

Dia menegaskan keputusan negara-negara Eropa untuk mengakui kemerdekaan Palestina telah memberikan pesan yang sangat jelas bahwa genosida yang dilakukan terhadap rakyat Palestina tidak lagi bisa diterima.

Menurut Mahathir, negara-negara Eropa termasuk Inggris, yang dulu adalah sekutu kuat AS, telah mengambil langkah yang tidak disenangi pemerintahan Trump.

"Tentara laut Spanyol dan Italia mengirim kapal perang ke perairan Mediterania untuk menjaga kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla yang disertai rakyat Malaysia, yang mengantar bantuan kemanusiaan ke Palestina," kata Mahathir.

Dia menambahkan bahwa pembunuhan terhadap rakyat dan anak-anak di Palestina terus dilakukan AS dan Donald Trump. Hal itu terbukti dengan penggunaan hak veto oleh AS dalam upaya gencatan senjata di Gaza dan sengaja menghalangi bantuan kemanusiaan ke Palestina.

"Maka sekarang selain dibunuh dengan bom dan senjata lain, mereka [rakyat Palestina] kini dibunuh dengan kelaparan yang sengaja diciptakan," tegas Mahathir.

photo
Mencla-Mencle Trump yang Mematikan - (Republika)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement