REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Presiden Amerika Serikat Donald J Trump sempat menyinggung Indonesia dalam pidatonya di Sidang Umum ke-80 PBB, Selasa (23/9/2025) waktu setempat. Trump menyebut Indonesia dalam konteks ketika negaranya secara sepihak menetapkan tarif impor dari seluruh negara di dunia.
Trump mengatakan, pemerintahannya berhasil melakukan negosiasi perjanjian dagang bersejarah yang amat menguntungkan AS dengan sejumlah negara. "Seperti United Kingdom, Uni Eropa, Jepang, Korsel, Vietnam, Filipina, Indonesia, Malaysia, dan lainnya," kata Trump.
Awal Pidato Trump berjalan tidak mulus. Teleprompter yang harusnya menayangkan teks pidatonya mati. Alat tersebut baru berjalan lima menit setelah Trump berpidato dengan membaca dari mapnya. "Orang yang mengoperasikan teleprompter ini dalam masalah besar!" kata dia.
Selain itu, Trump juga mengatakan perjalanannya ke ruang sidang juga terkendala. "Tangga berjalan yang saya dan ibu negara naik mendadak mati di tengah. Untung kami dalam kondisi fit sehingga bisa berjalan ke sini," kata dia.
Seperti diketahui, pada April lalu pemerintah AS secara sepihak menetapkan tarif impor atas barang dari Indonesia sebesar 32 persen. Tarif ini akan berlaku sebulan setelah penetapan. Pemerintah negara yang bersangkutan diminta aktif melakukan lobi ke pemerintah AS.
Pemerintah Indonesia, yang ketika itu belum memiliki duta besar di AS, langsung mengutus tim yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Setelah beberapa kali bertemu, pemerintah AS bersikukuh tetap mengenakan tarif impor. Namun angkanya diturunkan menjadi 19 persen, tetapi kemudian ini kembali ditetapkan ke angka semula menjadi 32 persen.
Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto mengeklaim penetapan tarif impor ke AS ini memang akan berdampak, tapi terbatas. Meskipun demikian, Indonesia sudah meneken perjanjian pembelian pesawat Boeing dan impor minyak pasca keputusan Trump itu.