REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (Wamen PKP) Fahri Hamzah menyatakan bahwa lahan di kawasan stasiun PT Kereta Api Indonesia (KAI) akan dimanfaatkan sebagai lokasi strategis untuk pembangunan rumah vertikal murah. Hal ini bertujuan memudahkan warga memiliki hunian layak di kota.
Dalam acara pencanangan pra kerja sama Program Pembangunan 3 Juta Rumah di Indonesia yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, Fahri menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan direksi baru KAI untuk menyiapkan seluruh stasiun di Indonesia sebagai lahan potensial untuk pembangunan perumahan vertikal yang terjangkau.
Fahri menegaskan bahwa program ini tidak hanya untuk satu lokasi seperti lahan PT KAI di Kampung Bandan, Kemayoran, Jakarta, tetapi juga mencakup seluruh stasiun di Pulau Jawa dan luar Jawa agar hunian murah dapat tersebar merata. "Jadi, direksi baru KAI diperintahkan oleh Presiden untuk menyiapkan seluruh stasiun di Pulau Jawa maupun luar Jawa untuk menjadi tempat pembangunan perumahan vertikal yang murah," ujar Fahri.
Ia menambahkan bahwa harga tanah yang murah menjadi kunci agar rumah terjangkau, karena tanah adalah komponen termahal dalam struktur pembiayaan perumahan. Dengan memanfaatkan lahan milik negara, harga jual rumah dapat ditekan.
Pemanfaatan tanah milik BUMN ini memungkinkan masyarakat yang tengah antre untuk membeli rumah mendapatkan harga lebih rendah, sekaligus fasilitas tambahan, sehingga hunian tetap layak dan sesuai kemampuan finansial warga. "Ini yang dimaksud oleh Bapak Presiden, semua BUMN yang memiliki tanah, terutama yang di pusat kota, agar masyarakat tidak terpencar ke luar. Kasihan, terutama teman-teman yang bekerja di dalam," jelasnya.
Fahri menekankan bahwa penggunaan tanah negara menjadi solusi bagi pekerja di pusat kota yang kesulitan memiliki hunian akibat tingginya harga tanah di Jakarta dan sekitarnya. Ia menyebutkan bahwa dari 600 stasiun KAI di Indonesia, sekitar 80 stasiun di wilayah Jakarta siap menjadi basis pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD).
Program TOD ini diharapkan menghadirkan hunian terintegrasi dengan transportasi publik, sehingga dapat mendorong efisiensi waktu tempuh, menurunkan biaya hidup, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. "Kita patut berbangga, semoga di seluruh pulau di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, akan tumbuh kawasan TOD di sepanjang jalur dan stasiun kereta api," kata Fahri.
Selain memanfaatkan tanah BUMN, pemerintah daerah juga didorong untuk mengoptimalkan lahan kosong mereka untuk pembangunan perumahan, agar tanah tidak terbengkalai dan harga rumah menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat. "Semoga hal ini dapat membuat wajah Indonesia semakin terang benderang, indah, dan maju di masa depan bagi seluruh rakyat Indonesia," tambah Fahri.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) Bobby Rasyidin menegaskan komitmen pihaknya untuk mendukung penuh program strategis nasional pembangunan 3 juta rumah rakyat. Bobby menekankan KAI siap memanfaatkan lahan dan aset yang dimiliki untuk pengembangan hunian terjangkau yang terintegrasi dengan transportasi publik. "PT Kereta Api Indonesia menyatakan kesiapan untuk membuka peluang pemanfaatan aset dan lahan yang dimiliki guna mendukung pengembangan perumahan rakyat yang terintegrasi dengan transportasi publik," ungkap Bobby.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.