REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Kementerian Kebudayaan Indonesia memperkenalkan Registrasi Nasional Museum sebagai langkah strategis dalam memetakan dan menginventarisasi warisan budaya di seluruh Indonesia. Inisiatif ini diumumkan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, pada Minggu di Jakarta, dengan tujuan memastikan kualitas tata kelola museum dan membuka ruang kolaborasi lintas sektor.

Menurut Fadli Zon, registrasi ini memungkinkan pengumpulan data konkret mengenai barang peninggalan bersejarah yang tersebar di berbagai museum. Ia mendorong para pemimpin museum untuk aktif berkontribusi dalam proses registrasi agar keberadaan artefak dapat terdata dengan baik.

Fadli juga menekankan pentingnya inventarisasi dan verifikasi koleksi museum yang mencapai 194 ribu di tingkat nasional. Hal ini untuk memastikan tidak ada artefak yang tercecer dan tetap terjaga dengan baik, mengingat museum memegang peran krusial dalam merawat benda bersejarah yang menjadi wajah peradaban bangsa.

Registrasi Nasional Museum adalah sistem pendaftaran dan pendataan museum di seluruh Indonesia, dikelola oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah. Sistem ini bertujuan untuk pembinaan, standarisasi, dan penguatan tata kelola museum. Hingga kini, terdapat 481 museum yang tersebar di Indonesia, di mana 196 dikelola oleh pemerintah daerah dan 118 oleh pemerintah pusat. Sisanya dikelola secara perorangan dan oleh masyarakat hukum adat.

Dalam rangka merayakan Hari Museum Indonesia yang jatuh pada 12 Oktober, Kementerian Kebudayaan mengadakan berbagai kegiatan utama, termasuk Diskusi Kelompok Terpumpum dan Deklarasi Hari Museum Indonesia. Diharapkan perayaan ini dapat meningkatkan pemahaman dan kecintaan masyarakat terhadap museum sebagai bagian penting dari kehidupan berbudaya.

Konten ini diolah dengan bantuan AI.

Ikuti Whatsapp Channel Republika