Jumat 12 Sep 2025 21:35 WIB

Indonesia Tarik Diri dari Pelayaran Global Sumud Flotilla Menembus Gaza

Faktor teknis dan keamanan jadi alasan penarikan diri delegasi Indonesia.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Relawan dari Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) melakukan doa bersama sebelum pelatihan pelayaran bersama gerakan Global Sumud Flotilla menembus Blokade Gaza di  Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Rabu (10/9/2025). Meski terjadi serangan pesawat drone sebanyak dua kali pada  Selasa (9/9) dini hari dan Rabu (10/9) dinihari, sejumlah relawan dan aktivis GSF akan tetap melakukan pelayaran menuju Gaza. Namun untuk jadwal pelayaran akan digelar usai proses administrasi dan kendala teknis perawatan kapal telah rampung. Gerakan pelayaran akbar menuju gaza tersebut diikuti oleh ratusan relawan dan aktvis dari 44 negara dengan melakukan convoy menggunakan sekitar 70 kapal  mengarungi lautan mediterania hingga mampu menembus perairan Gaza untuk membuka blokade dari Israel aehingga kapal bantuan dapat mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Palestina.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Relawan dari Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) melakukan doa bersama sebelum pelatihan pelayaran bersama gerakan Global Sumud Flotilla menembus Blokade Gaza di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, Rabu (10/9/2025). Meski terjadi serangan pesawat drone sebanyak dua kali pada Selasa (9/9) dini hari dan Rabu (10/9) dinihari, sejumlah relawan dan aktivis GSF akan tetap melakukan pelayaran menuju Gaza. Namun untuk jadwal pelayaran akan digelar usai proses administrasi dan kendala teknis perawatan kapal telah rampung. Gerakan pelayaran akbar menuju gaza tersebut diikuti oleh ratusan relawan dan aktvis dari 44 negara dengan melakukan convoy menggunakan sekitar 70 kapal mengarungi lautan mediterania hingga mampu menembus perairan Gaza untuk membuka blokade dari Israel aehingga kapal bantuan dapat mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk masyarakat Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, TUNISIA -- Delegasi Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) mundur dalam aksi Global Sumud Flotilla 2025 menembus blokade Gaza dengan alasan faktor teknis dan keamanan. Namun, upaya para relawan dan aktivis internasional membuka jalur kemanusian melalui Laut Mediterania untuk membawa bantuan ke Jalur Gaza tetap diupayakan berjalan pada Sabtu (13/9/2025), atau Ahad (14/9/2025).

Ketua Koordinator IGPC Muhammad Hussein mengatakan, 30 relawan, aktivis kemanusian, pun wartawan partisipan pelayaran menembus blokade Gaza itu, bakal pulang ke Tanah Air paling lambat, Ahad (14/9/2025). "Selama 12 hari menanti pelayaran di Tunisia, dengan berbagai pemunduran-pemunduran, Indonesia Global Peace Convoy memutuskan untuk menarik diri dari Global Sumud Flotilla," kata Husein di Radison Blu Convention, Tunis Jumat (12/9/2025).

Baca Juga

Sekitar 60-an delegasi IGPC sudah tiba di Tunisia, yang merupakan titik kumpul pelayaran akbar Global Sumud Flotilla menembus blokade Gaza. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya diamanahkan untuk ambil bagian dalam misi pelayaran kemanusian membuka koridor bantuan ke Gaza itu. Selama di Tunis, para partisipan Indonesia itu dituntut mengikuti berbagai pelatihan untuk berlayar bersama-sama 300-an relawan, aktivis, dan wartawan dari 44 negara lainnya.

Dari Steering Committee Global Sumud Flotilla mulanya menjadwalkan 4 September 2025 sebagai hari H pelayaran serempak. Akan tetapi dimundurkan sampai 7 September 2025.

Pemunduran awal itu karena kapal-kapal kemanusian yang berasal dari Spanyol, Italia, dan Yunani belum bergerak ke Tunis. Dan, lima kapal Indonesia yang berada di Italia, serta Yunani belum dapat bersandar ke dermaga Tunis. Pemunduran tersebut, membuat seluruh partisipan pun kembali ke ruang training dan pelatihan.

Muhammad Hussein menerangkan soal penarikan delegasi Indonesia dari Armada Sumud Global.

Pada 7 September, rencana pelayaran serempak pun kembali dimundurkan karena alasan serupa. Steering Commite Global Sumud Flotilla kembali mengumumkan 10 September sebanyak 22 kapal kemanusian dari negara-negara partisipan akan siap berlayar menembus Gaza dari dermaga-dermaga di Tunis. Pada tanggal tersebut, angkat jangkar serempak mengarungi Laut Mediterania untuk menembus blokade Gaza pun akan dimulai.

Akan tetapi, pada tanggal yang dijadwalkan itu, pelayaran juga kembali ditunda oleh Steering Committee. Lagi-lagi, panitia utama pelayaran akbar tersebut mengumumkan 14 September 2025 menjadi tanggal pelepasan layar serempak menembus Gaza. Padahal, para pemimpin-pemimpin pelayaran itu, sejak Ahad (7/8/2025) pekan lalu sudah tiba di Tunis. Beberapa pemimpin pelayaran tersebut di antara Greta Thunberg dari Swedia, Thiago Avila dari Brasil, dan Jasmin Acar dari Jerman.

Ketiga aktivis kemanusian itu berlayar bersama-sama ke Sidi Bou Said dari Barcelona. Pun Mandla Mandela sudah tiba lebih awal ke Tunisia bersama puluhan aktivis kemanusian dari Afrika Selatan.

Selama di Tunisia, lebih dari 300an relawan dan aktivis dari 44 negara yang akan ikut dalam pelayaran akbar menembus blokade Gaza ini. Akan tetapi selama di Tunisia, selama penundaan-penundaan pelayaran itu Steering Committee Global Sumud Flotilla melakukan berbagai penyaringan para partisipan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement