REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Bambang Noroyono dan Thoudy Badai dari Tunisia
TUNIS -- Penyerangan drone Zionis Israel terhadap kapal-kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla di Dermaga Sidi Bou Said, Tunisia tak bisa ditoleransi. Selain melanggar prinsip-prinsip kedaulatan Tunisia, aksi sepihak tersebut merupakan pelecehan terhadap komunitas internasional yang melindungi armada-armada kemanusiaan untuk membantu masyarakat di Gaza, Palestina.
Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) Muhammad Hussein mendesak komunitas internasional, termasuk Indonesia, mengecam tindakan Zionis Israel itu. "Kami dari IGPC dan Global Sumud Flotilla mengecam tindakan pengecut Zionis Israel ini. Dan kami meminta dukungan moril dari internasional untuk mengecam tindakan Zionis Israel ini," kata Husein di Tunisia, Rabu (10/9/2025).
Husein mengatakan, teror dan serangan drone Zionis Israel yang menargetkan kapal-kapal armada Global Sumud Flotilla tak akan mengurungkan niat dan nyali para delegasi peserta pelayaran akbar menembus blokade Gaza. Kata dia, Global Sumud Flotilla tetap pada jadwal misi yang sama untuk melakukan angkat jangkar pelayaran serempak hari ini.
Menurutnya, tak ada satupun tindakan agresif Zionis Israel yang dapat menciutkan ribuan relawan dan aktivis kemanusian 44 negara dalam misi membuka koridor kemanusian untuk Gaza. "Apa-apa yang dilakukan oleh Zionis Israel ini, tidak akan menciutkan nyali Global Sumud Flotilla untuk melanjutkan misinya menembus blokade Gaza," ujar Husein. Sebaliknya, kata Husein, saat ini seluruh delegasi Global Sumud Flotilla siap untuk segera berlayar.
Pesawat drone Zionis Israel melakukan intimidasi, teror, dan serangan terhadap kapal-kapal kemanusian Global Sumud Flotilla yang sandar di Dermaga Sidi Bou Said. Pada Selasa (9/9/2025) dini hari, drone Zionis Israel mengebom kapal Family yang membuat armada berbendera Portugal itu terbakar sebagian. Pada Rabu (10/9/2025) dini hari, di dermaga yang sama serangan mengenai kapal Alma berbendera Inggris.
Global Sumud Flotilla merupakan gerakan kemanusian internasional terhadap penderitaan masyarakat Gaza di Palestina. Gerakan tersebut berupa konvoi pelayaran akbar mengarungi Laut Mediterania untuk menembus blokade Gaza dan membuka koridor kemanusian untuk warga Gaza yang sudah 24 bulan jadi korban genosida Zionis Israel. Konvoi laut akbar dengan 70-an kapal tersebut diikuti ribuan relawan dan aktivis.
Beberapa tokoh yang memimpin pelayaran akbar ini di antara Greta Thunberg dari Swedia, Thiago Avila dari Brasil, Jasmine Acar dari Jerman. Turut hadir juga Mandla Mandela dari Afrika Selatan. IGPC membawa 30-an delegasi yang ikut pelayaran dan pelayaran serempak misi menembus blokade Gaza itu, dilakukan di Tunisia, Rabu (10/9/2025).