REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kepala Biro Politik Hamas Khalil al-Hayya, dilaporkan terbunuh dalam operasi serangan udara Israel di Doha, Qatar pada Selasa (9/9/2025). Hal itu dikonfirmasi oleh seorang sumber Hamas kepada Al Arabiya dilansir Al Bawaba.
Menurut laporan Al Arabiya, Khalil al-Hayya terbunuh bersama petinggi Hamas lainnya yakni Zaher Jabarin, Khaled Meshaal, dan Nizar Awadallah saat mereka menggelar rapat di Doha. Adapun Channel 14 Israel mengutip pejabat Israel melaporkan bahwa IDF menargetkan pemimpin Hamas di Qatar, termasuk Khalil al-Hayya dan Zaher Jabarin, dan saat ini menunggu hasil serangan itu.
Seperti dilaporkan Reuters, serangkaian ledakan terjadi di Doha, Qatar, pada Selasa. Tak lama setelah rangkaian ledakan terjadi, militer Israel (IDF) dan badang intelijen Shin Bet mengeluarkan pernyataan bahwa yang mereka targetkan adalah, "para pemimpin operasi organisasi teroris, yang bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober, dan mengorkestrasi dan mengatur perang melawan Negara Israel".
Pada 31 Agustus 2025, Kepala Staf IDF Eyal Zamir mengatakan, bahwa operasi pembunuhan terhadap juru bicara Hamas, Hudayfa Samir Abdallah al-Kahlout, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Obeida, bukanlah operasi terakhir.
"Sekelompok pemimpin Hamas yang tersisa masih di luar negeri, dan kami akan menjangkau mereka juga," kata Zamir dikutip Times of Israel.
The IDF and ISA conducted a precise strike targeting the senior leadership of the Hamas terrorist organization.
For years, these members of the Hamas leadership have led the terrorist organization's operations, are directly responsible for the brutal October 7 massacre, and…
— Israel Defense Forces (@IDF) September 9, 2025