REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Beberapa ledakan dilaporkan terjadi di Doha, ibu kota Qatar pada Selasa (9/9/2025). Menurut beberapa saksi mata kepada Reuters, asap terlihat membumbung tinggi ke udara di Distrik Katara, Doha.
Jurnalis Axios, Barak Ravid, dalam unggahannya di X, mengatakan, "pejabat Israel memberitahu saya ledakan di Doha adalah sebuah upaya pembunuhan terhadap para pejabat Hamas."
Tak lama setelah rangkaian ledakan terjadi, militer Israel (IDF) dan badang intelijen Shin Bet mengeluarkan pernyataan bahwa yang mereka targetkan adalah, "para pemimpin operasi organisasi teroris, yang bertanggung jawab langsung atas pembantaian brutal 7 Oktober, dan mengorkestrasi dan mengatur perang melawan Negara Israel".
Pada 31 Agustus 2025, Kepala Staf IDF Eyal Zamir mengatakan, bahwa operasi pembunuhan terhadap juru bicara Hamas, Hudayfa Samir Abdallah al-Kahlout, atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Obeida, bukanlah operasi terakhir.
"Sekelompok pemimpin Hamas yang tersisa masih di luar negeri, dan kami akan menjangkau mereka juga," kata Zamir dikutip Times of Israel.
