Sabtu 06 Sep 2025 14:10 WIB

Kotak Hitam Helikopter Basarnas Terbaca 99 Persen, KNKT Lanjutkan Penyelidikan

Kotak hitam helikopter terbaca hampir sempurna, KNKT dalami penyebab kecelakaan.

Tim penyelamat memeriksa reruntuhan helikopter yang jatuh di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (4/9/2025).
Foto: BASARNAS via AP
Tim penyelamat memeriksa reruntuhan helikopter yang jatuh di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Kamis (4/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) telah menemukan kotak hitam (black box) pada helikopter BK117 D3 yang jatuh di kawasan hutan Desa Emil Baru, Mentewe, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Kotak hitam tersebut masih bisa terbaca 99 persen.

“Tadi pagi kotak hitam sudah diserahkan ke Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). KNKT menyatakan kotak hitam dalam keadaan bagus dan data bisa terbaca 99 persen,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo di Banjarmasin, Jumat (5/9/2025).

Baca Juga

Ia menyebut kotak hitam itu diberikan kepada KNKT untuk kepentingan penyelidikan terkait penyebab helikopter mengalami kecelakaan dan kemungkinan lainnya.

“Kewenangan menyelidiki kecelakaan helikopter ada di lembaga KNKT,” ujar Yudhi.

photo
Petugas SAR gabungan memasukan kantung jenazah korban kecelakaan helikopter BK117 D3 milik Estindo Air ke dalam mobil ambulans di Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel), Kamis (4/9/2025). - (ANTARA FOTO/Sujud Mariono)

Dia menuturkan kotak hitam itu ditemukan masih menempel di bagian ekor helikopter yang tidak hancur, sementara bodi helikopter hangus terbakar.

Dalam operasi pencarian, Yudhi mengatakan Tim SAR menemukan kotak hitam tersebut beberapa meter dari bangkai helikopter pada Kamis (4/9/2025) sekitar pukul 15.10 WITA di tengah upaya evakuasi jasad korban.

Adapun bangkai helikopter ditemukan di titik 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E, kawasan hutan sekitar Desa Emil Baru, Kecamatan Mentewe, Tanah Bumbu, pada Rabu (3/9/2025) sekitar pukul 14.45 WITA, setelah sebelumnya dilaporkan hilang kontak pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 08.54 WITA.

Helikopter itu ditemukan pada jarak sekitar 700 meter dari titik koordinat yang sebelumnya diberikan oleh KNKT.

Pejabat On Scene Commander (OSC) mengerahkan seluruh Search and Rescue Unit (SRU) darat menuju lokasi penemuan untuk memperkuat proses evakuasi hingga akhirnya berhasil mengevakuasi seluruh jasad pada Kamis (4/9/2025) sekitar pukul 21.50 WITA.

Delapan jasad itu terdiri atas seorang pilot bernama Kapten Haryanto (Kota Batam, Kepulauan Riau), teknisi bernama Hendra Darmawan (Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan), serta enam penumpang, yakni Mark Werren (Australia), Santha Kumar Prabhakaran (India), Claudine Pereira Quito (Brasil), Iboy Irfan Rosa (Kabupaten Kuantan Singingi, Riau), Yudi Febrian Rahman (Pekanbaru, Riau), dan Andys Rissa Pasulu (Kota Balikpapan, Kalimantan Timur).

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement