Jumat 05 Sep 2025 13:31 WIB

Surat Wasiat EN Sebelum Tewas Bunuh Diri Bersama Dua Balitanya, Isinya Memilukan

Di dalam surat itu ada kekesalan yang begitu dalam EN dengan suami.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Surat wasiat EN sebelum ditemukan tewas bersama dua anaknya.
Foto: Istimewa
Surat wasiat EN sebelum ditemukan tewas bersama dua anaknya.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satreskrim Polresta Bandung membenarkan telah ditemukan seorang ibu EN (34 tahun) dan kedua anaknya AAP (9 tahun) dan AAP (11 bulan) tewas di rumah kontrakan di Kampung Kiangroke, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/9/2025).

Posisi ibu tewas tergantung di sebuah pintu kamar sedangkan kedua anaknya ditemukan meninggal tergeletak di lantai rumah.

Baca Juga

Mereka pun menemukan secarik kertas berisi curahan hati dari korban perempuan kepada suaminya berbahasa Sunda. Korban mengaku sudah lelah dengan kondisi hidupnya yang penuh permasalahan.

Sang ibu curhat soal utang yang menumpuk. Ia menyalahkan suami yang terkait masalah utang tersebut.   

"Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, aa sadayana hampura abi, hampura abi ngalakukeun kieu, abi tos cape lahir batin, abi tos teu kuat ngajalani hirup kieu, abi cape hirup ngagugulung hutang nu euweuh beresna, kalah beuki nambahan beuki dieu teh. Bari abi te apal hutang ka saha wae, sabaraha atawa urut naon..."

Demikian salah satu bunyi cuplikan surat itu yang berarti,  "Mamah, bapa, ema, bapa, teteh, dan aa, maafkan saya. Maafkan saya melakukan hal ini. Saya sudah lelah lahir batin, saya sudah tidak kuat menjalani hidup seperti ini. Saya lelah hidup terus-terusan terlilit utang yang tidak ada habisnya, malah semakin hari semakin bertambah. Padahal, saya tidak tahu utang kepada siapa saja, berapa jumlahnya, atau utang dari mana..."

EN juga menyalahkan suami yang dinilai suka berbohong sehingga keluarga dikucilkan. 

"Abi cape boga salaki gede bohong wae teh, euweuh sadarna. Abi cape dinyerihatekeun wae teh, puguh ning ku batur geus dikucilkeun, pada ngomong keun, pada mikangewa. Bari jeung teu rumasa salah. Boga salaki kalah hayoh we gede bohong jeung gede hutang, CAPEEEEEEEEEEEEE."

Artinya, "Saya lelah punya suami yang selalu bohong, tidak ada kesadarannya sama sekali. Saya lelah terus-menerus disakiti hatinya, sudah jelas-jelas dikucilkan orang lain, diomongin, dibenci, padahal tidak merasa berbuat salah.

Punya suami malah terus-terusan berbohong dan berutang. SAYA SANGAT LELAH."

Ia pun meminta maaf jika harus berakhir begini.  

"hampura mamahnya. Jalana kudu kieu, bakat ku nyaah mamah teh, daripada ditinggalkeun ku mamah, karunya ka ema.....Mamah leuwih rido ka naraka daripada ninggal Aa + dede sangsara. da Aa + dede mah can gaduh dosa. keun we mamah nu nanggung dosana ka naraka, teu rido hirup dibawa susah wae ku mamah teh.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement