Rabu 10 Sep 2025 11:23 WIB

Berkaca dari Kasus Ibu Bunuh Diri, Komnas PA Ajak Warga Saling Bantu di Tengah Kesulitan

Dampak kesulitan ekonomi sering kali paling terasa pada anak-anak.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Anak -anak bermain di permukiman padat penduduk di kawasan Kebon Melati, Jakarta, Ahad (15/6/2025). Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), dampak kesulitan ekonomi sering kali paling terasa pada anak-anak.
Foto: Republika/Prayogi
Anak -anak bermain di permukiman padat penduduk di kawasan Kebon Melati, Jakarta, Ahad (15/6/2025). Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), dampak kesulitan ekonomi sering kali paling terasa pada anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyerukan seluruh lapisan masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap warga di lingkungan sekitar yang sedang mengalami kesulitan. Menurut Komnas PA, dampak kesulitan ekonomi sering kali paling terasa pada anak-anak.

Mereka menjadi pihak yang paling rentan terhadap berbagai risiko, mulai dari kekurangan gizi, putus sekolah, hingga terjerumus dalam eksploitasi. "Peran RT RW harusnya bersama-sama saling bahu membahu, saling peduli ketika memang ada tetangga ataupun keluarga-keluarga di sekitar kita yang kehidupannya kurang beruntung," kata Wakil Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Lia Latifah saat dihubungi di Jakarta, Senin (8/9/2025).

Baca Juga

Hal ini dikatakannya menanggapi kasus filisida atau pembunuhan anak oleh ibunya yang diikuti dengan sang ibu mengakhiri hidupnya di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pihaknya mencontohkan adanya aksi warga di beberapa daerah yang mengumpulkan beras dari sejumlah keluarga yang mampu dan kemudian membagikannya kepada keluarga yang membutuhkan.

"Di beberapa daerah dengan adanya kesulitan seperti ini mereka ada kegiatan mengambil beras di setiap rumah. Namanya infak beras. Tidak banyak, satu rumah itu (infak) satu gelas beras, kemudian dikumpulkan di tempat RT. Setelah terkumpul, di setiap pekannya diberikan kepada keluarga-keluarga yang secara ekonomi sangat membutuhkan," kata Lia Latifah.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang ibu berinisial EN (34) meninggal dunia setelah gantung diri. Dua anaknya usia 9 tahun dan 11 bulan diduga tewas diracun di sebuah rumah kontrakan di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jumat (5/9/2025).

Sang ibu ditemukan dalam kondisi tergantung di tiang pintu, sedangkan dua anaknya ditemukan tergeletak tidak bernyawa di dalam rumah. Peristiwa tragis ini diketahui pertama kali oleh YS, suami EN yang baru pulang kerja pada Jumat (5/9/2025) subuh. Polisi juga menemukan sebuah surat wasiat yang ditinggalkan oleh korban, yang berisi penderitaan hidup dan kekesalan hati sang istri kepada suaminya.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement