REPUBLIKA.CO.ID, SAMBAS – Hujan deras yang mengguyur Sambas, Selasa siang, seakan menjadi penyambut kedatangan Tim Ekspedisi Patriot Universitas Indonesia (TEP-UI) yang berjumlah 15 orang dengan lokus riset di kawasan transmigrasi Gerbang Mas Perkasa, Kawasan yang juga berdekatan dengan PLBN Aruk, Kawasan transmigrasi ini dikelilingi oleh dua kecamatan Paloh dan Sjingan Besar.
Pemerintah Kabupaten Sambas menekankan pentingnya melibatkan pihak luar (outsider) dalam pemetaan dan evaluasi wilayah. Pendekatan semacam ini diyakini mampu memberikan sudut pandang baru yang objektif, dengan tetap memperhatikan sensitivitas masyarakat lokal, khususnya terkait isu transmigrasi yang kerap menjadi perhatian.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Camat Paloh, Taufiqurrahman, seluruh ketua tim ekspedisi menyampaikan tujuan kedatangan mereka sekaligus “kulonuwun” karena akan berada di Kabupaten Sambas hingga Desember mendatang untuk melaksanakan riset pemetaan potensi kawasan. Suasana diskusi yang bersahabat membuat forum ini terasa akrab, layaknya sebuah ruang bersama antara kampus dan pemerintah daerah.
Upaya pengembangan Kawasan tranasmigrasi tersebut diwujudkan dengan mendorong keterlibatan akademisi di lapangan agar potensi ekonomi lokal dapat dipetakan secara lebih komprehensif. Dengan cara ini, kebijakan yang lahir diharapkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta mampu memperkuat ekonomi kerakyatan dari Kawasan trasmigrasi yang juga wilayah perbatasan Indonesia ini.
Hal ini senada dengan semangat baru Universitas Indonesia, “Unggul Impactful”, yang menekankan peran perguruan tinggi bukan hanya dalam pengembangan akademik, tetapi juga dalam memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
Kehadiran Tim Ekspedisi Patriot (TEP) UI di Sambas menjadi salah satu wujud implementasi nilai tersebut, di mana pengetahuan dan riset diarahkan untuk menjawab tantangan pembangunan di daerah transmigrasi dan perbatasan.
Kepala Bapperida Sambas, Dr. Serli, menegaskan dukungan penuh pemerintah daerah terhadap kegiatan riset tersebut. “Kami berharap Pemetaan wilayah kawasan potensi yang kami miliki dapat terpetakan dan terdokumentasi dengan baik sehingga menjadi dasar bagi kami dalam membangun dan mengimplementasikan program kabupaten Sambas, baik dari pusat maupun daerah,” ujarnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sambas, Marjuni, S.H., juga menaruh harapan besar. “Kami berharap rekomendasi yang menjadi output ekspedisi ini bermanfaat untuk mengembangkan wilayah perbatasan, khususnya kawasan transmigrasi. Ke depan, wilayah perbatasan dan transmigrasi akan menjadi garda terdepan masyarakat Sambas,” katanya.
Selain transmigrasi, forum juga menyoroti pentingnya kajian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan kawasan konservasi yang ada di wilayah tersebut. Pemerintah daerah menilai kolaborasi ini sejalan dengan kebutuhan pembangunan lapangan.
