Kamis 04 Sep 2025 16:37 WIB

Pelayaran Global Sumud Flotilla ke Gaza Ditunda Sampai 7 September

Kendala teknis menjadi penyebab tertundanya misi internasional menembus blokade Gaza.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Israr Itah
Relawan dari puluhan negara yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla mengikuti Pelatihan Non-Kekerasan dalam misi kemanusiaan Menembus Blokade Gaza di Gedung General Union of Tunisian Worker, Tunisia, Selasa (2/9/2025). Para relawan dari 44 negara ini termasuk sebanyak sekitar 30 relawan dari Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) nantinya akan mengikuti pelayaran melalui jalur laut Mediterania dalam rangka mengantar bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza. Sebelum berangkat, para relawan diwajibkan mengikuti pelatihan untuk memastikan kesiapan fisik, mental serta teknis dalam menghadapi tantangan selama pelayaran menuju Gaza.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Relawan dari puluhan negara yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla mengikuti Pelatihan Non-Kekerasan dalam misi kemanusiaan Menembus Blokade Gaza di Gedung General Union of Tunisian Worker, Tunisia, Selasa (2/9/2025). Para relawan dari 44 negara ini termasuk sebanyak sekitar 30 relawan dari Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) nantinya akan mengikuti pelayaran melalui jalur laut Mediterania dalam rangka mengantar bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza. Sebelum berangkat, para relawan diwajibkan mengikuti pelatihan untuk memastikan kesiapan fisik, mental serta teknis dalam menghadapi tantangan selama pelayaran menuju Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika, Bambang Noroyono dan Thoudy Badai, dari Tunisia

TUNIS -- Pelayaran kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) dari Tunisia menuju Gaza, Palestina, mengalami penundaan. Ketua Koordinator Indonesia Global Peace Convoy (IGPC), Muhammad Husein, menyampaikan bahwa keberangkatan yang semula dijadwalkan pada Kamis (4/9/2025) mundur menjadi Ahad (7/9/2025).

Baca Juga

Menurut Husein, sejumlah kendala teknis menjadi penyebab tertundanya misi internasional menembus blokade Gaza di Laut Mediterania.

“Seharusnya hari ini kita sudah berlayar sesuai agenda awal. Namun, ada beberapa masalah teknis dari peserta yang berangkat dari Spanyol, sehingga keberangkatan dari Tunisia ikut tertunda sampai 7 September,” ujarnya di Tunis, Kamis (4/9/2025).

Spanyol menjadi salah satu titik keberangkatan menuju Gaza, dengan sedikitnya 24 kapal bergerak ke Tunisia untuk bergabung dalam armada besar GSF. Selain itu, terdapat 18 kapal dari Italia dan dua kapal dari Yunani yang juga berlayar menuju titik kumpul.

Saat ini, sudah ada 21 kapal bersandar di pelabuhan Tunisia dan bersiap berangkat, termasuk lima kapal dari Indonesia yang mengangkut sekitar 30 relawan, aktivis, dan jurnalis.

“Lima kapal Indonesia sudah diberi nama: Kapal Sukarno, Kapal Pati Unus, Kapal Diponegoro, Kapal Malahayati, dan Kapal Sultan Hasanuddin,” jelas Husein.

Secara keseluruhan, pelayaran kemanusiaan ini melibatkan peserta dari 44 negara, dengan lebih dari 300 relawan, aktivis, serta jurnalis. Setelah berkumpul di Tunisia, armada akan singgah terlebih dahulu di Siprus sebelum melanjutkan perjalanan menuju Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement