Kamis 04 Sep 2025 15:48 WIB

Sejumlah Influencer Datangi DPR Sampaikan Tuntutan 17+8, Termasuk Ferry Irwandi

Mereka datang menyampaikan tuntutan 17+8 kepada para perwakilan rakyat di Senayan.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah influencer menyerahkan tuntutan 17+8 ke Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).
Foto: Bayu Adji Prihammanda/Republika
Sejumlah influencer menyerahkan tuntutan 17+8 ke Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah influencer mendatangi Gerbang Pancasila, Gedung DPR, pada Kamis (4/9/2025). Kedatangan mereka tidak lain untuk menyampaikan tuntutan 17+8 kepada para perwakilan rakyat di Senayan.

Berdasarkan pantauan Republika, terdapat sejumlah influencer yang datang untuk memberikan tuntutan itu kepada DPR. Beberapa di antaranya adalah Andovi Da Lopez, Jovial Da Lopez, Ferry Irwandi, Jerome Polin, Fathia Izzati, dan Andhyta Firselly Utami alias Afutami.

Baca Juga

Salah satu perwakilan mereka, Afutami, mengatakan tuntutan 17+8 didasarkan dari rasa kekecewaan masyarakat atas peristiwa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir. Menurut dia, peristiwa yang menyebabkan sejumlah warga sipil meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, dan ribuan orang dikriminalisasi itu dinilai sebagai dampak dari proses demokrasi yang cacat dan tidak sehat.

"Kalau dari awal terjadi proses partisipasi yang baik dan pemerintah mau mendengarkan warganya, ini semua tidak seharusnya terjadi," kata dia di Gerbang Pancasila, Gedung DPR, Kamis (4/9/2025).

Karena itu, ia bersama teman-temannya menyusun 17+8 tuntutan. Mengingat, selama ini tidak ada respon yang sesuai dari pemerintah untui mengatasi hal yang terjadi belakangan hari ini.

"Kami melihat perlunya sebuah daftar tuntutan bersama yang bisa mengukur respon pemerintah secara tepat, dengan alur akuntabilitas yang jelas dan sebisa mungkin merefleksikan keresahan masyarakat seluas-luasnya," ujar Afutami.

Menurut dia, 17+8 tuntutan itu disusun dari berbagai sumber yang dikumpulkan oleh rekan-rekannya. Tuntutan itu dipilih berdasarkan beberapa kriteria, yaitu merespon secara cepat dan tanggap terhadap berbagai kekerasan dan kriminalisasi yang berjadi dan kebijakan yang selalu muncul di semua berbagai tuntutan.

"Kami juga ingin menunjukkan keberpihakan kepada tuntutan para buruh yang demonstrasinya memulai semua proses ini," kata dia.

Menurut Afutami, tuntutan itu adalah dokumen hidup yang menjadi simbol bahwa rakyat memiliki aspirasi yang harus ditengah oleh pemerintah. Ia menilai, tuntutan itu akan selalu bisa berkembang untuk ikut menangkap berbagai aspirasi lainnya.

"Semangat kami adalah untuk menangkap esensi dari kegelisahan warga, dan kami sangat-sangat inginkan pemerintah yang transparan reformasi institusi dengan menyeluruh, serta pemimpin yang seharusnya berempati kepada warganya," kata dia.

Berdasarkan pantauan Republika, kedatangan mereka disambut oleh Anggota DPR Andre Rosiade dan Rieke Diah Pitaloka. Kedua anggota DPR itu bakal menyerahkan langsung tuntutan itu kepada pimpinan DPR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement