REPUBLIKA.CO.ID, Universitas Indonesia (UI) telah selesai melakukan seleksi penerimaan mahasiswa barunya. Untuk mengetahui dinamika penerimaan mahasiswa baru maupun isu seputar biaya pendidikan di UI, Republika melakukan wawancara dengan Direktur Humas, Media, Pemerintah dan Internasional Universitas Indonesia, Prof. Arie Afriansyah, S.H., MIL., Ph.D.
Dalam wawancara ini Prof Arie Afriansyah memaparkan bagaimana UI menjadi kampus yang berkomitmen kuat untuk memastikan akses pendidikan yang merata dan menjamin mahasiswa tidak akan mengalami hambatan mengikuti kuliah akibat kendala finansial. Termasuk di dalamnya ada dana abadi untuk mendukung pengembangan UI. Berikut petikan wawancara lengkap Prof Arie Afriansyah dengan Republika:
Bagaimana pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru UI tahun ini?
Jawab: Pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru UI tahun ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Kami membuka dari berbagai jalur seleksi, baik melalui jalur nasional, seperti SNBP dan SNBT, maupun jalur seleksi mandiri (PPKB, Talent Scouting, dan SIMAK UI). Kami terus berupaya memastikan proses seleksi yang transparan, akuntabel, dan adil bagi seluruh calon mahasiswa. Pada tahun ini, kami juga telah melakukan sejumlah evaluasi dan perbaikan sistem, termasuk peningkatan sistem proctoring untuk ujian SIMAK Sarjana dan Vokasi agar lebih aman.
Kemudian, data jumlah yang sudah diterima dari jalur masuk untuk calon mahasiswa baru UI 2025 saat ini, berasal dari 314 kota/kab (total 514 kota/kab di Indonesia), termasuk di dalamnya 35 kabupaten yang merupakan daerah 3T (dari total 116 daerah 3T), yaitu sebanyak 93 mahasiswa.
Dilihat dari skoring test SNBT apakah kualitas siswa yang mendaftar di UI lebih baik atau tidak dibanding tahun sebelumnya?
Jawab: Secara umum, jumlah pendaftar ke UI terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2025, UI menjadi perguruan tinggi dengan jumlah pendaftar terbanyak di jalur SNBT (111.206). Hal ini mencerminkan tingginya minat dan kepercayaan calon mahasiswa terhadap perkuliahan di UI. Dengan tingginya animo tersebut, proses seleksi menjadi sangat kompetitif, sehingga kualitas akademik siswa yang diterima di UI tetap terjaga pada level yang sangat baik. Rata-rata skor UTBK peserta yang diterima di UI termasuk dalam kuartil atas secara nasional, menunjukkan bahwa UI tetap menjadi pilihan utama siswa-siswa berprestasi di Indonesia.
Kami bangga dengan potensi para calon mahasiswa baru yang akan bergabung dengan UI, yang mencerminkan upaya mereka dalam mempersiapkan diri dan juga kualitas pendidikan di sekolah asal mereka.
Salah satu persoalan yang banyak dihadapi masyarakat sekarang adalah biaya kuliah yang dianggap mahal. Apalagi setelah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menjadi Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum Milik Negara (PTN-BHMN) laluPerguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum (PTN-BH). Apakah memang seperti itu? Bagaimana dengan UI yang juga berstatus PTN-BH?
Jawab: Ini adalah pertanyaan yang sangat relevan dan sering menjadi perhatian publik. Perlu kami tegaskan bahwa status UI sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) bukanlah semata-mata untuk komersialisasi pendidikan atau menaikkan biaya kuliah secara drastis. Justru, status PTN-BH ini memberikan fleksibilitas lebih bagi UI untuk mengelola sumber daya, mengembangkan inovasi, dan meningkatkan kualitas pendidikan serta riset.
Mengenai biaya kuliah, UI memiliki komitmen kuat untuk memastikan akses pendidikan yang merata dan jamin mahasiswa tidak akan alami hambatan mengikuti kuliah akibat kendala finansial. Kami menerapkan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang berjenjang, disesuaikan dengan kemampuan ekonomi penanggung biaya pendidikan. Semakin rendah kemampuan ekonomi, semakin rendah pula UKT yang harus dibayarkan. Bahkan, kita bisa carikan beasiswa untuk mahasiswa kelas regular yang tidak mampu agar mereka bisa survive selama kuliah di UI. Jadi, anggapan bahwa biaya kuliah di PTN-BH itu mahal dan tidak terjangkau adalah kurang tepat.
Apa upaya UI agar anak Indonesia yang berprestasi tetapi punya keterbatasan biaya pendidikan tetap bisa mengenyam pendidikan di UI? Atau bagaimana cara agar UI tidak menjadi pendidikan sebagai komoditas?
Jawab: UI memiliki berbagai skema dan program untuk memastikan bahwa keterbatasan biaya tidak menjadi penghalang bagi anak-anak berprestasi untuk kuliah di sini. Pertama, seperti yang saya sebutkan tadi, adalah sistem UKT berjenjang yang memungkinkan mahasiswa membayar sesuai kemampuan. Kedua, UI secara aktif menyediakan dan memfasilitasi berbagai beasiswa, baik yang bersumber dari internal UI, pemerintah (melalui KIP Kuliah), maupun dari mitra-mitra eksternal seperti perusahaan, yayasan, dan alumni.
Kami juga memiliki program yang menargetkan calon mahasiswa dari daerah-daerah 3T serta mereka yang berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi sangat terbatas. Komitmen kami adalah menjadikan pendidikan sebagai hak, bukan komoditas. Kami selalu berupaya menjaga agar UI tetap menjadi mercusuar ilmu pengetahuan yang inklusif dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Salah satu persoalan penerimaan siswa di PTN adalah siswa dari daerah terpencil, yang mungkin fasilitas pendidikan SMA mereka tidak bagus dan orang tuanya berpenghasilan rendah. Bagaimana UI mengatasi kesenjangan ini?
Jawab: Ini adalah tantangan besar yang kami sadari sepenuhnya. Untuk mengatasi kesenjangan ini, UI memiliki beberapa pendekatan. Selain program telah saya sebutkan, kami juga memberikan perhatian khusus pada jalur seleksi yang tidak hanya bergantung pada nilai ujian, tetapi juga mempertimbangkan potensi akademik secara holistik dan rekam jejak non-akademik.
Kami juga aktif melakukan sosialisasi dan pendampingan ke sekolah-sekolah di daerah, termasuk daerah terpencil, untuk memberikan informasi yang akurat mengenai proses pendaftaran dan program-program bantuan yang tersedia. Selain itu, UI juga berpartisipasi dalam program-program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah, sehingga secara jangka panjang dapat membantu siswa-siswa di sana untuk memiliki daya saing yang lebih baik.
Di UI ada semacam dana abadi, yang bisa digunakan untuk membantu mahasiswa? Semacam dana abadi umat untuk haji?
Jawab: Betul sekali. Universitas Indonesia memiliki Dana Abadi (Endowment Fund) yang dikelola secara profesional. Dana abadi ini dibentuk dengan tujuan utama untuk mendukung keberlangsungan dan pengembangan UI dalam jangka panjang, termasuk di dalamnya adalah bantuan bagi mahasiswa.
Bagaimana penggunaan dan pencarian sumber dana abadi ini?
Jawab: Dana abadi UI bersumber dari berbagai pihak, antara lain sumbangan dari alumni, individu, korporasi, serta hibah dari lembaga dalam maupun luar negeri yang memiliki visi yang sama dengan UI. Pengelolaan dana ini dilakukan oleh pihak yang berkompeten dengan prinsip kehati-hatian dan transparansi, serta diaudit secara berkala.
Hasil investasi dari dana abadi ini digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk:
Pertama, Beasiswa dan Bantuan Biaya Pendidikan: Ini adalah prioritas utama penggunaan dana abadi, untuk membantu mahasiswa berprestasi yang kurang mampu.
Kedua, Pengembangan Riset dan Inovasi: Mendukung proyek-proyek penelitian unggulan dan inovasi yang memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Ketiga, Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana: Membangun dan merawat fasilitas pendidikan yang menunjang kegiatan akademik.
Keempat, Pengembangan Dosen dan Tenaga Kependidikan: Mendukung program-program pengembangan kapasitas sumber daya manusia di UI.
Kami terus berupaya mengembangkan dan meningkatkan jumlah dana abadi ini melalui program-program penggalangan dana yang berkelanjutan, dengan harapan semakin banyak mahasiswa yang dapat merasakan manfaatnya dan kualitas UI terus meningkat.