REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suasana dini hari di Kampus Cyber University, Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan berbeda dari biasanya. Pukul 01.00 WIB, halaman kampus dipenuhi mahasiswa, orang tua, dan kerabat yang datang mengantar.
Sebanyak 12 mahasiswa didampingi seorang dosen bersiap memulai perjalanan akademik untuk menjalani kegiatan Kegiatan student mobility di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Kuala Lumpur, Malaysia.
Ada yang menyeret koper besar, ada pula yang masih menempelkan pelukan erat dari orang tua. Semangat dan haru berpadu dalam keberangkatan ini, menjadi sebuah momen yang bisa jadi titik balik dalam perjalanan hidup para mahasiswa.
Kegiatan student mobility yang merupakan bagian dari International Student Exchange and Fintech Immersion Program ini bukan perjalanan biasa.
Selama lima hari, para mahasiswa akan mengikuti kuliah dan diskusi akademik, workshop teknologi finansial (fintech), serta kunjungan industri yang membuka wawasan tentang perkembangan keuangan digital di Asia Tenggara.
Cyber University konsisten membuka peluang pertukaran internasional. Bahkan ketika pandemi Covid-19, program pertukaran tetap berlangsung secara daring. Kini, mobilitas global kembali terasa nyata dengan perjalanan ke Malaysia.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Dr Ing Agus Trihandoyo, mengaku Cyber University telah merancang kurikulumnya sesuai kebutuhan dunia kerja modern, dengan empat keunikan utama.
Pertama, Student Mobility yang membiasakan mahasiswa berpikir global dan membangun jejaring lintas negara; kedua, Company Learning Program (CLP) 3+1, program tiga tahun kuliah di kampus, satu tahun penuh di industri.
Kemudian ketiga, Fintech Focus, merupakan keahlian khusus di bidang keuangan digital, sektor yang terus berkembang pesat; dan terakhir, Double Competencies yang dapat menghasilkan lulusan berkompeten dengan skill teknologi sekaligus wawasan bisnis dan keuangan.
“Kami ingin mahasiswa Cyber University bisa berdiri sejajar dengan talenta global. Dunia kerja sekarang butuh bukan hanya pintar, juga adaptif, berwawasan internasional, dan punya kompetensi ganda. Itulah yang kami bekalkan melalui program ini,” ujar Agus dalam rilis yang diterima, Rabu (27/8/2025).
Keberangkatan dini hari itu pun membawa rasa bangga dan haru. “Semoga anak-anak bisa belajar hal-hal baru dan pulang membawa pengalaman berharga, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk membanggakan Indonesia,” ungkap salah satu orang tua mahasiswa.
Sementara seorang peserta menyampaikan harapannya, “Saya ingin belajar bagaimana fintech berkembang di Malaysia, dan bagaimana kami bisa membawa pulang inspirasi untuk diterapkan di Indonesia.”
Kegiatan ini kelanjutan dari program pertukaran timbal balik yang sebelumnya, 12 mahasiswa UTP Malaysia pernah belajar di Jakarta bersama Cyber University.
Dengan langkah ini, Cyber University menegaskan dirinya sebagai Kampus Fintech Pertama di Indonesia yang tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga membentuk mahasiswa menjadi bagian dari komunitas global.