Selasa 19 Aug 2025 05:34 WIB

Begini Rincian Gencatan Senjata yang Disepakati Hamas

Israel masih terus menjalankan upaya pencaplokan Kota Gaza.

Warga Palestina membawa bantuan kemanusiaan dari konvoi Program Pangan Dunia yang menuju Kota Gaza, 16 Juni 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Warga Palestina membawa bantuan kemanusiaan dari konvoi Program Pangan Dunia yang menuju Kota Gaza, 16 Juni 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA –  Faksi-faksi Palestina dilaporkan telah menyetujui proposal baru untuk gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza dengan imbalan pertukaran sebagian tahanan. Meskipun Israel belum mengumumkan sikapnya, rincian poin-poin kesepakatan itu terungkap.

Menurut Al Jazeera, proposal baru tersebut menyerukan pertukaran 10 tahanan Israel yang masih hidup dan 18 jenazah dengan 1.700 tahanan Palestina. Ini termasuk 45 orang yang menjalani hukuman seumur hidup dan 15 orang yang menjalani hukuman dalam waktu lama.

Baca Juga

Dalam perundingan di Kairo tiga hari terakhir, Hamas menekankan  semua faksi ikut serta. Ini untuk menunjukkan kesatuan faksi-faksi Palestina dan menghindari tudingan menggagalkan perundingan dan membuat warga Jalur Gaza terdampak eskalasi militer.

Proposal tersebut menyerukan pembebasan delapan tahanan Israel yang masih hidup pada awal gencatan senjata 60 hari, di mana negosiasi akan diadakan untuk menetapkan gencatan senjata yang komprehensif. Dua tahanan lagi akan dibebaskan pada hari ke-50 gencatan senjata, dan jenazah tentara Israel yang terbunuh juga akan dibebaskan secara bertahap.

Di antara 1.700 tahanan Palestina yang termasuk dalam usulan perjanjian tersebut adalah 1.500 tahanan Gaza yang ditangkap oleh penjajah setelah 7 Oktober 2023. Hamas meminta para mediator untuk mendapatkan persetujuan Israel sebelum mengeluarkan tanggapan Palestina, namun para mediator berjanji kepada Hamas dan faksi lainnya bahwa mereka akan berupaya untuk melanjutkan jalur ini.

photo
Sejumlah tahanan Palestina berada dalam bus saat mereka tiba di Jalur Gaza setelah dibebaskan dari penjara Israel menyusul perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Kamis (27/2/2025). - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Pasukan penjajah dijadwalkan mundur hingga jarak 1.000 meter dari perbatasan dengan Jalur Gaza dan hingga jarak 1.200 meter dari pemukiman penduduk sehingga bantuan yang diperlukan dapat disalurkan ke utara dan selatan Jalur Gaza.

Israel bersikeras untuk tetap berada dalam jarak 1.200 meter dari Jalur Gaza di beberapa daerah, seperti Beit Hanoun dan Shuja'iyya, sebuah posisi yang diterima Hamas untuk melindungi penduduk dari kelaparan.

Para mediator berjanji untuk berupaya mencegah kembalinya perang jika gencatan senjata tidak disepakati selama gencatan senjata dua bulan yang diusulkan, namun klausul ini tidak diatur dalam perjanjian. Sumber melaporkan kepada Al Jazeera bahwa usulan saat ini adalah solusi terbaik untuk menyelamatkan penduduk Jalur Gaza dari eskalasi militer. 

Israel belum menerima atau menolak usulan ini. Sementara situs berita Israel Walla mengutip sumber militer yang mengatakan bahwa sekitar 80.000 tentara Israel akan berpartisipasi dalam pengepungan Kota Gaza. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement