Senin 18 Aug 2025 05:19 WIB

Pasukan Penjajah Mulai Usir Warga Kota Gaza

Pasukan Israel telah meningkatkan operasi di pinggiran Kota Gaza seminggu terakhir.

Asap membubung ke langit menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 15 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Mariam Dagga
Asap membubung ke langit menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 15 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel telah mengumumkan evakuasi secara paksa warga Palestina dari “zona tempur” ke Gaza selatan mulai Ahad. Sementara militer Israel secara resmi memulai serangan baru untuk menguasai Kota Gaza, pusat kota terbesar di wilayah tersebut. 

Dalam kunjungan ke Jalur Gaza pada Ahad, Kepala Staf IDF Eyal Zamir mengatakan militer menyetujui “rencana perang tahap selanjutnya”. Komentarnya muncul setelah kabinet keamanan melakukan pemungutan suara awal bulan ini untuk menyetujui serangan militer di Jalur Gaza utara.

Baca Juga

Rencana tersebut, berdasarkan garis besar umum yang disetujui oleh Zamir minggu lalu, dibahas di Komando Selatan pada Sabtu malam. “Hari ini kami menyetujui rencana perang tahap selanjutnya,” ujarnya dilansir the Times of Israel.

Ia mengatakan serangan akan difokuskan ke Kota Gaza. Rencana pencaplokan itu ditentang komunitas internasional, belakangan. Ratusan ribu warga Gaza disebut terancam jiwanya jika serangan dilakukan.

Juru bicara militer berbahasa Arab Avichay Adraee mengatakan pada Sabtu bahwa warga akan diberikan tenda dan peralatan perlindungan lainnya yang diangkut melalui Karem Abu Salem, atau Kerem Shalom, yang dilintasi oleh PBB dan organisasi bantuan internasional.

PBB belum mengomentari rencana tersebut atau dugaan perannya dalam memberikan bantuan kemanusiaan. Pernyataan itu muncul kurang dari seminggu sejak Perdana Menteri Israel Netanyahu mengumumkan bahwa militer telah diberi lampu hijau untuk “membongkar” apa yang ia gambarkan sebagai dua benteng Hamas yang tersisa: Kota Gaza di utara dan al-Mawasi di selatan.

Tentara Israel belum merinci apakah peralatan penampungan itu ditujukan untuk penduduk Kota Gaza, yang saat ini diperkirakan berjumlah sekitar satu juta orang, dan apakah lokasi di mana mereka akan direlokasi di Gaza selatan adalah wilayah Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir. PBB tidak segera mengomentari pengumuman Israel, namun mereka memperingatkan pada hari Kamis bahwa ribuan keluarga yang sudah mengalami kondisi kemanusiaan yang memprihatinkan dapat tersingkir jika rencana Kota Gaza tetap dilaksanakan. 

Kelompok Jihad Islam Palestina, sekutu Hamas, menggambarkan pengumuman militer tersebut sebagai “bagian dari serangan brutalnya untuk menduduki Kota Gaza” dan “penghinaan yang terang-terangan dan kurang ajar terhadap konvensi internasional.”

“Memaksa orang mengungsi di tengah kelaparan, pembantaian, dan pengungsian merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terus berlanjut. Perilaku kriminal di Gaza tidak dapat dipisahkan dari kejahatan sehari-hari yang dilakukan oleh pendudukan di Tepi Barat yang diduduki,” kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.

photo
Tentara Israel mengerjakan tank mereka di area persiapan di perbatasan dengan Jalur Gaza, di Israel selatan, Rabu, 13 Agustus 2025. - (AP Photo/Ariel Schalit)

Pasukan Israel telah meningkatkan operasi di pinggiran Kota Gaza selama seminggu terakhir. Penduduk di lingkungan Zeitoun dan Shujaiya telah melaporkan tembakan besar-besaran dari udara dan tank Israel. Sebuah pesawat tak berawak Israel menargetkan sekelompok orang di daerah Asqaula di lingkungan Zeitoun di timur Kota Gaza, menewaskan dua orang dan melukai beberapa lainnya, kata kantor berita WAFA.

Seorang lainnya syahid dan tiga lainnya luka-luka ketika sebuah rumah dekat Masjid al-Alami di Jalan az-Zarqa, juga di timur Kota Gaza, dihantam. Perkemahan tenda di al-Mawasi, di Gaza selatan, juga diserang pada hari Sabtu. Serangan udara Israel menewaskan Motasem al-Batta, istrinya dan bayi perempuan mereka di tenda mereka. Daerah tersebut ditetapkan sebagai zona “kemanusiaan” atau “aman” pada awal perang, namun berulang kali diserang.

Tetangga keluarga tersebut, Fathi Shubeir, mengatakan kepada The Associated Press bahwa warga sipil yang mengungsi tinggal di daerah padat penduduk al-Mawasi. Berbicara tentang bayi perempuan, dia berkata, “Dua setengah bulan, apa yang telah dia lakukan?” 

Agresi Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 61.827 orang sejak Oktober 2023. Malnutrisi telah menewaskan 251 orang sejauh ini, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement