Rabu 13 Aug 2025 20:10 WIB

Pemerintah Sudan Selatan Bantah Siap Tampung Warga Gaza

Pemerintah Sudan Selatan menilai laporan Associated Press 'tanpa dasar'.

Pengungsi internal berkumpul di tempat pengumpulan air di lokasi PBB di luar ibu kota Sudan Selatan, Juba, pada 2017. Pemerintah Sudan Selatan, Rabu (13/8/2025) membantah siap menampung warga Gaza.
Foto: Siegfried Modola/Reuters
Pengungsi internal berkumpul di tempat pengumpulan air di lokasi PBB di luar ibu kota Sudan Selatan, Juba, pada 2017. Pemerintah Sudan Selatan, Rabu (13/8/2025) membantah siap menampung warga Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JUBA -- Pemerintah Sudan Selatan pada Rabu (13/8/2025) membantah laporan media yang mengeklaim bahwa mereka dalam pembicaraan dengan Israel untuk merelokasi warga Palestina dari Jalur Gaza. Pemerintah Sudan Selatan menilai laporan itu 'tanpa dasar'.

Bantahan itu sebagai respons atas laporan Associated Press (AP) pada Selasa (12/8/2025), mengutip enam sumber yang mengetahui isu itu, melaporkan bahwa kedua negara dalam pembicaraan terkait rencana relokasi warga Gaza. "Kementerian Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Republik Sudan Selatan dengan tegas membantah laporan terbaru media," demikian keterangan resmi Pemerintah Sudah Selatan dikutip Sudan Tribune.

Baca Juga

"Klaim itu tanpa dasar dan tidak merefleksikan posisi atau kebijakan resmi dari pemerintah."

Sebelumnya, laporan AP menyebutkan bahwa relokasi akan menjadi bagian dari upaya luas Israel untuk memfasilitasi apa yang disebut Perdana Menteri Israel sebagai "migrasi sukarela" dari warga Gaza. Laporan juga menyebutkan, kesepakatan dengan Israel bisa membantu Sudan Selatan untuk meneguhkan hubungan diplomatik dengan Israel dan Amerika Serikat.

Atas laporan itu, AP sebelumnya menyatakan Kementerian Luar Negeri Israel menolak mengomentari, sementara Pemerintah Sudah Selatan belum merespons upaya konfirmasi media tersebut. Kini, Pemerintah Sudan Selatan mendesak AP untuk "mempraktikan pemeriksaan menyeluruh dan memverifikasi informasi lewat saluran resmi sebelum merilis berita."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement