Senin 11 Aug 2025 09:24 WIB

Rusia Minta AS Setop 'Cuci Tangan', Solusi Dua Negara Satu-satunya Jalan Perdamaian Israel-Palestina

Rusia desak AS menyadari kebutuhan mendesak solusi dua negara Israel dan Palestina.

Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy berbicara di Markas PBB di New York.
Foto: Xinhua/Li Muzi
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy berbicara di Markas PBB di New York.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Tetap Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy pada Ahad (10/8/2025), berharap Amerika Serikat pada akhirnya menyadari kebutuhan mendesak solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina. Jika tidak, menurutnya, puluhan ribu kematian lagi dapat terjadi di Gaza.

"Kami secara konsisten dan tanpa perubahan telah mengadvokasi solusi diplomatik untuk masalah Palestina berdasarkan formula dua negara … Alternatifnya adalah kematian puluhan ribu orang yang sama sekali tidak bersalah, termasuk sandera Israel yang telah ditawan selama hampir dua tahun, dan Dewan Keamanan PBB, dengan kata lain, harus mencegah hasil ini," ujar Polyanskiy di hadapan DK PBB dalam pertemuan mengenai Gaza.

Baca Juga

"Saya berharap akhirnya, Washington akan segera menyadari hal ini," kata dia.

photo
Duta Besar Dorothy Shea dari Amerika Serikat berbicara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi Gaza di Markas Besar PBB, New York, 10 Agustus 2025. - ( AP Photo/Stefan Jeremiah)

Menurut utusan Rusia itu, AS saat ini "cuci tangan" dari situasi yang memungkinkan Israel memiliki kebebasan tanpa kendali di Gaza. Rusia bersikukuh bahwa konflik Israel-Palestina hanya mungkin berakhir jika solusi dua negara yang disetujui PBB diimplementasikan. Rusia membayangkan pembentukan negara Palestina sesuai perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Sebelumnya, pada Jumat (25/7/2025), Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan mengakui Palestina pada September. Sementara, Inggris mengatakan akan mengikuti jejak Prancis kecuali Israel mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza.

Palestina telah diakui oleh 147 negara. 10 negara mengakui pada 2024, mencakup Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia. Sementara AS yang tidak mengakui Palestina, memveto keanggotaan penuhnya di PBB pada 2024.

 

photo
Sejarah Perlawanan Palestina - (Republika)

sumber : Antara, Sputnik, Wafa, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement