Senin 18 Aug 2025 06:20 WIB

Hamas Tolak Rencana Pemindahan Warga Palestina dari Gaza

Pemindahan warga Gaza dapat disebut sebagai gelombang baru genosida.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Asap membubung ke langit menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 15 Agustus 2025.
Foto: AP Photo/Mariam Dagga
Asap membubung ke langit menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza, Jumat, 15 Agustus 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Kelompok Hamas menolak rencana Israel merelokasi warga Palestina di Jalur Gaza. Menurut Hamas, tindakan tersebut dapat dipandang sebagai gelombang baru genosida dan pengungsian. 

Dalam pernyataannya yang dirilis pada Ahad (17/8/2025), Hamas menyoroti rencana Israel menyediakan tenda dan peralatan pelindung lainnya di wilayah Gaza selatan. Tenda-tenda tersebut nantinya akan digunakan sebagai tempat bernaung warga Gaza yang dipindahkan dari zona pertempuran. 

Baca Juga

Namun Hamas menilai, rencana Israel menyediakan dan membangun tenda di Gaza selatan adalah sebuah muslihat. Sebab hal itu dipandang menjadi bagian dari misi Israel merelokasi atau mendepak warga Palestina keluar dari Gaza. 

Hamas mengatakan, pengerahan tenda dengan kedok tujuan kemanusiaan adalah tipuan nyata yang dimaksudkan untuk "menutupi kejahatan brutal yang akan dilakukan oleh pasukan pendudukan". 

Awal bulan ini Pemerintah Israel telah mengumumkan rencana merebut Kota Gaza. Hal tersebut ditentang komunitas internasional, tak hanya negara-negara Islam, tapi juga Barat. Meski menuai penolakan dan kecaman, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras melanjutkan rencananya mengambil alih Kota Gaza.

RI Bantah Berunding dengan Israel

Pemerintah RI membantah laporan yang menyebutnya terlibat perundingan dengan Israel membahas soal penampungan warga Jalur Gaza di Tanah Air. Laporan itu dipublikasikan media Israel, Channel 12. 

"Mengenai pertanyaan di atas, bisa saya sampaikan bahwa tidak ada pembicaraan dengan Israel," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Vahd Nabyl A. Mulachela, menanggapi pertanyaan soal laporan adanya perundingan antara Indonesia dan Israel, Kamis (14/8/2025). 

 

sumber : REUTERS
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement