Senin 28 Jul 2025 19:55 WIB

Pemkot Semarang Rangkul Kalangan Santri dalam Penanganan Isu Sampah

Keterlibatan santri diharapkan akan menumbuhkan kesadaran tentang pengelolaan sampah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin meresmikan bangunan Pondok Mami Sera yang didirikan Pertamina di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Ahad (25/5/2025).
Foto: Pertamina Patra Niaga
Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin meresmikan bangunan Pondok Mami Sera yang didirikan Pertamina di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Ahad (25/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang ingin merangkul kalangan santri untuk melaksanakan program Pilah Sampah. Keterlibatan santri diharapkan akan menumbuhkan kesadaran tentang pengelolaan sampah di masyarakat yang lebih luas. 

"Hari ini, kondisi darurat sampah, perlu disikapi bersama. Produksi sampah di Kota Semarang hari ini mencapai hampir 1.000 ton per hari. Perlu ada sebuah kesadaran penuh yang perlu kita ciptakan kaitannya di pengelolaan sampah," kata Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin saat membuka kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesantren di Ponpes Al Itqon, Pedurungan, Senin (28/7/2025).

Baca Juga

Iswar menginginkan, program Pilah Sampah yang digagas Pemkot Semarang tidak hanya dilaksanakan di tingkat RT, RW, maupun kelurahan. Dia berharap program tersebut dapat turut diadopsi pondok pesantren. 

"Keterlibatan pesantren diharapkan mampu menciptakan habit pengelolaan sampah bagi ribuan santri dan masyarakat sekitarnya. Dan di Ponpes (Al Itqon) ini, pengelolaan sampah ternyata sudah berjalan lama. Sejak 15 tahun lalu di sini sudah ada incinerator," ucap Iswar. 

Dalam pidatonya, Iswar turut mengapresiasi Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah serta DLH Kota Semarang yang menginisiasi kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pengelolaan Sampah Pesantren di Ponpes Al Itqon.

"Mudah-mudahan bisa masif ke pesantren-pesantren lain sehingga tercipta habit untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat," ujarnya. 

Sementara itu Direktur P3M KH Sarmidi Husna mengatakan, saat ini persoalan sampah telah menjadi problem nasional, bahkan internasional. Ia menyebut sejumlah kabupaten kota di Indonesia sudah menghadapi isu darurat sampah.

"Di Yogya, ketinggian sampah sampai 125 meter. Rata-rata di kabupaten kota tingginya sampah mencapai minimal 30 meter," kata Sarmidi. 

Dia menambahkan, hal itu yang menjadi alasan P3M ikut terjun langsung memberikan edukasi soal pengelolaan sampah ke masyarakat, khususnya kalangan pondok pesantren. Menurut Sarmidi, menjaga kebersihan lingkungan maupun mengelola sampah diriwayatkan sebagai salah satu sunnah Rasulullah.    

"Pengelolaan sampah, di zaman Rasulullah Muhammad SAW menjadi perhatian tersendiri. Bahkan ketika sahabat nabi Ummu Mahjad, yang mengelola kebersihan dan persampahan lingkungan masjid yang menjadi tempat beribadah Rasul dan sahabat, meninggal dunia, Rasulullah mendoakan secara khusus di makamnya," kata Sarmidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement