Jumat 25 Jul 2025 16:08 WIB

Konflik Kamboja-Thailand Ujian Besar Bagi ASEAN 

Malaysia bisa meniru Indonesia meredakan ketegangan Kamboja-Thailand pada 2011.

Warga Kamboja duduk di atas traktor saat mengungsi di Wat Tham Kambar di provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, Jumat, 25 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Heng Sinith
Warga Kamboja duduk di atas traktor saat mengungsi di Wat Tham Kambar di provinsi Oddar Meanchey, Kamboja, Jumat, 25 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK – Konflik bersenjata Kamboja-Thailand berpotensi mengoyak perdamaian intra regional di Asia Tenggara selama 58 tahun sejarahnya. ASEAN harus turun tangan untuk mencegah konflik tersebut meluas.

“Krisis ini bisa menjadi ujian terbesar bagi Keketuaan Malaysia di ASEAN karena alasan utama ASEAN adalah menjaga perdamaian intra-regional, sesuatu yang telah dilakukan dengan sangat baik oleh ASEAN dalam 58 tahun sejarahnya,” ujar Sharon Seah, senior fellow di ISEAS - Yusof Ishak Institute, Singapura, kepada Republika, Jumat (25/7/2025).

Baca Juga

Ia melihat sejauh ini, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim sebagai ketua ASEAN sedang mencari cara untuk menengahi konflik tersebut. Namun, dengan situasi yang semakin serius, ASEAN harus turun tangan dan menawarkan layanan yang baik untuk membawa kedua belah pihak ke meja perundingan. 

Sharon Seah mengingatkan, Indonesia saat menjadi ketua ASEAN berhasil meredam konflik serupa pada 2011. “Pada sengketa kuil Preah Vihear tahun 2011, Menlu RI Dr Marty Natalegawa saat itu bekerja tanpa kenal lelah melakukan shuttle diplomacy antar kedua negara.”

Menurutnya, saat ini terlalu spekulatif untuk membicarakan eskalasi yang melibatkan negara-negara besar dan benar-benar kontraproduktif terhadap krisis yang sedang dihadapi. “Tantangan terhadap kedaulatan adalah inti dari perselisihan bilateral ini dan menurut saya kekuatan luar tidak boleh mencampuri urusan kedua belah pihak dengan cara apa pun.”

photo
Para pemimpin ASEAN berfoto di sela sesi pleno KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, 26 Mei 2025. - (AP Photo/Vincent Thian)

Komunitas internasional, utamanya PBB dan ASEAN, harus bekerja sama untuk menenangkan situasi dan mengajak kedua belah pihak untuk berunding. Dalam hal ini, menurutnya putusan ICJ atas Candi Preah Vihear harus ditegakkan.

“Kita sekarang melihat kedua belah pihak melobi tuduhan mengenai siapa yang memulai konflik setelah penurunan hubungan bilateral dengan penarikan kembali staf diplomatik. Apa yang kita perlukan adalah para Menlu ASEAN menyerukan kepada rekan-rekan mereka di Thailand dan Kamboja untuk meminta mereka menahan diri dan membujuk mereka untuk datang berdiskusi daripada menggunakan saluran publik untuk berbicara.”

Sementara, Anwar Ibrahim mengatakan bahwa sebagai ketua ASEAN saat ini, ia telah mengirim pesan kepada rekan-rekannya di Thailand dan Kamboja untuk mendesak perdamaian. Ia menjanjikan akan menelepon mereka nanti untuk menyampaikan pandangan ASEAN mengenai konflik yang menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil.

"Ini adalah masalah yang sangat mengkhawatirkan, dan malam ini, saya akan berbicara dengan perdana menteri Thailand dan Kamboja,” ujar Anwar Ibrahim dilansir media Malaysia the Star. Ia mengingatkan, kedua negara ini adalah anggota ASEAN dan juga negara yang dekat dengan Malaysia. 

"Paling tidak yang bisa kita harapkan adalah mereka mundur dan mudah-mudahan melakukan perundingan. Perdamaian adalah satu-satunya pilihan yang ada," kata Anwar usai menghadiri Asean Semiconductor Summit 2025, di Petaling Jaya, Kamis.

Mengenai apakah ASEAN akan menawarkan diri untuk menjadi perantara kesepakatan damai antara Thailand dan Kamboja, Anwar mengatakan untuk saat ini fokusnya pada mengkomunikasikan dan mengungkapkan pandangan kami kepada kedua negara. “Kedua negara telah menunjukkan minat untuk mencapai penyelesaian konflik secara damai. Keduanya juga ingin agar ASEAN tetap terlibat dalam masalah ini," kata Anwar.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad berharap Presiden Prabowo Subianto dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bisa menjembatani untuk menciptakan perdamaian antara Thailand dan Kamboja yang saat ini tengah berkonflik. Pasalnya, dia menilai bahwa Indonesia dengan Thailand ataupun Kamboja memiliki hubungan yang sama-sama baik.

"Nanti kita akan sounding dengan harapan bahwa di kawasan ASEAN ini supaya tidak terjadi gejolak yang lebih meningkat," kata Dasco di kompleks parlemen, Jakarta, Jumat.

Di sisi lain, dia menyampaikan tak sedikit Warga Negara Indonesia (WNI) yang saat ini sedang berada di Thailand atau Kamboja. Dia pun meminta kepada WNI yang berada di Kamboja atau Thailand agar tetap tenang.

"Dan kita minta Kementerian Luar Negeri untuk kemudian melakukan komunikasi-komunikasi untuk menenangkan warga negara kita," katanya.

Adapun eskalasi konflik tersebut terjadi menyusul ketegangan diplomatik antara Thailand dan Kamboja, serta dua insiden ledakan ranjau di Provinsi Ubon Ratchathani yang mengakibatkan sejumlah personel militer Thailand mengalami cedera serius. Salah satu korban bahkan kehilangan kakinya.

Thailand pun menarik duta besarnya dari Phnom Penh dan mengusir duta besar Kamboja akibat insiden ranjau tersebut. Kemudian baku tembak terjadi di perbatasan Thailand-Kamboja antara militer kedua negara pada Kamis menyusul instruksi Angkatan Darat Thailand untuk menutup perbatasan dengan Kamboja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement