Kamis 17 Jul 2025 14:14 WIB

CKG di Sekolah Rakyat, Kemenkes: 7.300 Siswa akan Diperiksa Kondisi Kesehatannya

Karies gigi, gangguan penglihatan hingga kurang gizi dialami siswa sekolah rakyat.

Ilustrasi siswa sekolah rakyat mengikuti MPLS.
Foto: M Fauzi Ridwan.
Ilustrasi siswa sekolah rakyat mengikuti MPLS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah mulai dilaksanakan pada 14 Juli 2025 untuk para siswa Sekolah Rakyat, bersamaan dengan dibukanya tahun ajaran baru 2025/2026. Hasilnya ditemukan berbagai masalah kesehatan pada siswa, mulai dari gangguan penglihatan, karies gigi, pradiabetes, hipertensi hingga risiko penyakit jiwa.

Pemerintah berkomitmen memastikan kesehatan siswa-siswi Sekolah Rakyat lewat pemeriksaan lanjutan yang lebih akurat.

Baca Juga

"Mulai 14 Juli 2025, program CKG sudah dimulai berbarengan dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di 72 Sekolah Rakyat. Sedikitnya 7.300 siswa sudah diperiksa kesehatannya," kata Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan, Lovely Daisy dalam keterangannya pada Kamis (17/7/2025).

Daisy mengungkapkan dari hasil pemeriksaan sementara yang masuk ke Kemenkes pada tiga Sekolah Rakyat terhadap 355 siswa terdiri 175 siswa SMP dan 180 siswa SMA, sebanyak 52,11 persen memerlukan pemeriksaan lanjutan.

"Apabila memerlukan pemeriksaan lanjutan di puskesmas atau fasilitas layanan kesehatan lainnya tentunya siswa dan masyarakat harus terdaftar di BPJS Kesehatan. Nah, khusus di Sekolah Rakyat nanti ditangani khusus," ucap Daisy.

Adapun masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan di tiga Sekolah Rakyat tersebut adalah gigi karies sebanyak 42,8 persen. Setelah itu diikuti antara lain gangguan penglihatan 21,9 persen, gizi kurang 13,8 persen, prahipertensi 11,5 persen, anemia 10 persen, hipertensi 9,8 persen, dan pradiabetes 5,6 persen.

"Ditemukan pula risiko kesehatan jiwa sebanyak 1,9 persen," ujar Daisy.

Daisy menyebut seluruh proses pemeriksaan dilakukan di sekolah karena CKG adalah proses penapisan masalah kesehatan anak didik. Beberapa temuan awal seperti anemia, diabetes (gula darah), dan jantung tentu membutuhkan pemeriksaan lanjutan ke Puskesmas jika memang ada riwayat kesehatan keluarga.

"Untuk menentukan apakah ada gejala talasemia atau tidak pada siswa misalnya," ucap Daisy.

Terkait jenis pemeriksaan kesehatan di sekolah umum yang bukan Sekolah Rakyat untuk setiap jenjang pendidikan SD, SMP maupun SMA temuannya ada yang sama, yakni status gizi, merokok, kebugaran, tekanan darah, tuberkulosis (TBC), telinga, mata, gigi, jiwa, hepatitis (B dan C), dan kesehatan reproduksi.

Secara khusus cek kesehatan reproduksi dilakukan hanya untuk siswa putri kelas 4-6 SD, riwayat imunisasi kelas 1 SD gula darah kelas kelas 7 SMP, riwayat imunisasi HPV kelas 9 putri, anemia remaja putri kelas 10 SMP dan talasemia untuk siswa SMP serta SMA.

Menyikapi keluhan publik adanya perbedaan jenis pemeriksaan di beberapa Puskesmas, Daisy menerangkan Kemenkes sebenarnya sudah mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) soal jenis pemeriksaan kesehatan kepada petugas Puskesmas.

"Kami sudah melakukan sosialisasi baik untuk pemeriksaan di sekolah maupun puskesmas dan itu selalu kita monitor," ucap Daisy.

CKG merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat Presiden Prabowo Subianto yang telah dijalankan sejak 10 Februari 2025 melalui Puskesmas atau Klinik Kesehatan.

Hingga pertengahan Juli, program CKG telah dirasakan lebih dari 12 juta masyarakat umum. Khusus untuk CKG sekolah, Kemenkes menargetkan 53,8 juta pelajar di 282 ribu satuan pendidikan menjadi sasaran utama. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement