REPUBLIKA.CO.ID, BOLAANG MONGONDOW -- Inovasi ramah lingkungan kembali lahir dari dunia kampus. Tim dosen Universitas Negeri Manado (Unima) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat bertajuk “Pengolahan Jerami Padi menjadi Biochar Pembenah Tanah untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan pada Kelompok Tani Diat I, Bolaang Mongondow”.
Kegiatan ini dipimpin oleh Miftahul Jannah, M.Si, dosen Jurusan Kimia Unima, bersama anggota tim Mustapa, M.Si (Dosen Kimia Unima) dan Hasmiati, M.Pd (Dosen Biologi Kimia). Program tersebut bertujuan memberikan edukasi kepada petani setempat tentang pemanfaatan limbah jerami padi yang selama ini sering dibuang atau dibakar.
Melalui proses pirolisis, jerami padi dapat diolah menjadi biochar, bahan karbon stabil yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan dan kualitas tanah.
“Biochar berperan sebagai pembenah tanah alami yang tidak hanya menambah unsur hara, tetapi juga mampu meningkatkan kapasitas tanah dalam menyimpan air dan nutrisi tanaman. Inovasi ini diharapkan menjadi solusi praktis dan ramah lingkungan bagi petani di Bolaang Mongondow,” ujar Miftahul Jannah dalam kegiatan yang berlangsung di Desa Diat, Kecamatan Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, pada 2 Agustus 2025.
Acara diisi dengan pelatihan langsung, demonstrasi pembuatan biochar, hingga diskusi penerapan teknologi ini dalam praktik pertanian sehari-hari. Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Diat I terlihat antusias mengikuti kegiatan ini karena mendapat wawasan baru untuk meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Anggota tim, Mustapa, M.Si, menegaskan penggunaan biochar menjadi salah satu langkah nyata dalam mendorong pertanian berkelanjutan.
“Selama ini jerami padi sering dianggap limbah. Padahal dengan teknologi sederhana, limbah ini bisa menjadi produk yang bermanfaat dan mendukung produktivitas lahan dalam jangka panjang,” jelasnya.
Ketua Kelompok Tani Diat I, Abd. Munir dg Maulana, menyampaikan apresiasi tinggi atas program ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada DPPM dan tim dosen Unima yang telah membawa ilmu baru kepada kami. Selama ini jerami padi hanya dibakar begitu saja, tapi sekarang kami tahu cara mengolahnya agar bisa bermanfaat untuk tanah dan tanaman. Kami berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” katanya.
Program ini dapat terlaksana berkat pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Dukungan tersebut menjadi bagian dari upaya mendorong inovasi perguruan tinggi agar hasil riset dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.