Senin 07 Jul 2025 11:23 WIB

Wamenlu: Prabowo Usulkan South-South Economic Compact di KTT BRICS

Diharapkan BRICS bisa bersatu, menyatukan negara-negara Global South.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Prabowo Subianto saat sesi foto bersama di KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Ahad (6/7/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Prabowo Subianto saat sesi foto bersama di KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Ahad (6/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANIERO -- Presiden Prabowo Subianto mengusulkan negara-negara anggota BRICS menjadi penggerak terbentuknya Kerja Sama Ekonomi Selatan-Selatan (South-South Economic Compact). Hal itu untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara berkembang yang berada di belahan Bumi bagian selatan (Global South).

"Bapak Presiden sempat mengusulkan adalah South-South Economic Compact, di sini tujuannya adalah agar negara-negara BRICS menjadi motor untuk memberikan akses lebih luas kepada negara-negara global south untuk perdagangan, untuk juga lebih mengintegrasikan perekonomiannya menjadi bagian dari supply chain," kata Wakil Menteri Luar Negeri Arrmanatha Christiawan Nasir membagikan salah satu usulan Presiden Prabowo dalam KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, Ahad (6/7/2025).

Baca Juga

Wamenlu Arrmanatha beserta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mendampingi Presiden Prabowo dalam rangkaian acara KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro pada 6-7 Juli 2025. Pertemuan puncak BRICS itu berlangsung tertutup, tetapi sempat terbuka saat sambutan tuan rumah sekaligus Ketua BRICS 2025 Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva.

Presiden Prabowo hadir untuk pertama kalinya dalam KTT BRICS sebagai anggota penuh BRICS. Dalam pembukaan KTT, Presiden Lula pun menyambut secara khusus kehadiran Presiden Prabowo.

Dalam pertemuan puncak BRICS tahun ini, negara-negara anggota sepakat BRICS perlu memimpin negara-negara Global South memperkuat kembali multilateralisme. Hal itu karena saat ini multilateralisme diyakini semakin tergerus dan ditinggalkan.

"Dalam hal ini, diharapkan BRICS bisa bersatu, menyatukan negara-negara Global South, untuk terus mengingatkan bahwa hukum internasional, sistem multilateral yang kuat itu dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, untuk bisa menciptakan situasi kondusif untuk pembangunan," kata Arrmanatha.

KTT Ke-17 BRICS di Rio de Janeiro dihadiri oleh para pendiri BRICS, yaitu Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Perdana Menteri China Li. Kemudian perwakilan dari anggota penuh lainnya, yaitu Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed, dan Perdana Menteri Mesir Mustafa Madbouly.

Hadir pula, Presiden Uni Emirat Arab Khalid bin Mohamed bin Zayed al Nahyan, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto, dan Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Aragchi. Presiden Prabowo berbicara pada urutan ke-6 setelah PM China saat KTT Ke-17 BRICS pada Ahad.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement