REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Institut Teknologi Bandung (ITB) membatalkan rencana membuka kampus Pascasarjana (S2) Ekonomi Syariah Berbasis Digital di Menara Syariah yang masuk dalam kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2. Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, Kealumnian, dan Administrasi (WRKMAA) ITB A Rikrik Kusmara di Bandung, Senin (20-6/2025) , mengatakan langkah ini diambil setelah pihak universitas memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai masukan dari masyarakat, civitas academica dan alumnus.
"Maka ITB akan mengkaji ulang rencana kerja sama ini secara lebih komprehensif, selain aspek pendidikan juga mempertimbangkan isu sosial, lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan," katanya.
Ia menjelaskan ITB tetap akan mengembangkan program multidisiplin ekonomi syariah digital yang disebutnya merupakan program yang pertama di Indonesia, sebagai komitmen menjadi institusi pendorong kemajuan bangsa di lokasi kampus yang saat ini dikelola ITB.
"Dengan menggunakan fasilitas pendidikan yang telah tersedia di ITB Kampus Jakarta, Kampus Ganesha (Bandung), Kampus Jatinangor (Sumedang), atau Kampus Cirebon," ucapnya.
Ia menjelaskan ITB telah menginisiasi pengembangan program pendidikan pascasarjana keuangan dan perbankan syariah dengan semangat mendukung inisiatif penguatan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah sejak 2007, dan terus melakukan kajian serta kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri.
Terkait dengan rencana pembukaan kampus S2 di PIK 2, katanya, dimulai pada 2025, di mana Menara Syariah yang didirikan sejak 2022 dengan tujuan menjadi pusat ekosistem ekonomi dan bisnis syariah terbesar di Asia Tenggara, menawarkan ITB untuk terlibat dalam pengembangan program multidisiplin ekonomi syariah berbasis digital.
"Sejak tahun 2024 Menara Syariah menginisiasi kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi, dan pada tahun 2025 menawarkan kepada ITB. Keterlibatan kami dalam merespons inisiatif tersebut dilakukan dalam upaya meluaskan akses pendidikan, meningkatkan literasi, dan inklusi ekonomi serta keuangan syariah di Indonesia," ujarnya.
Saat ini, kata dia, ITB dalam tahap kajian awal terhadap tawaran tersebut yang diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan PT Kukuh Mandiri Lestari, Senin (23/6), di Gedung Rektorat ITB, hingga akhirnya timbul suara-suara penolakan dari beberapa pihak, termasuk alumnus dan mahasiswa.