Ahad 22 Jun 2025 17:11 WIB

Puji Pidato Prabowo di Rusia, Sultan: Presiden Fokus Diplomasi Ekonomi

Beliau lebih fokus memperjuangkan kepentingan ekonomi, khususnya swasembada pangan.

Presiden Prabowo Subianto menjadi pembicara utama Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di ExpoForum Convention and Exhibition Centre, Saint Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Presiden Prabowo Subianto menjadi pembicara utama Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di ExpoForum Convention and Exhibition Centre, Saint Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, AKARTA -- Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan Bachtiar Najamudin memuji pidato diplomatik Presiden Prabowo Subianto yang memukau para kepala negara dan utusan negara-negara anggota BRICS yang hadir di Forum St. Petersburg (SPIEF) 2025, Jumat (20/6/2025). Menurut dia, gaya dan pernyataan diplomasi Prabowo adalah gambaran sikap Indonesia dalam konsisten dengan pendekatan nonblok serta saling menghormati dalam pergaulan internasional.

"Sebagai bangsa yang besar kita patut bersyukur dan bangga terhadap kapasitas dan kecerdasan diplomasi presiden Prabowo Subianto di hadapan pemimpin negara lain. Presiden Prabowo memberikan role diplomacy Indonesia yang saling menghormati (mutual respect) kepada pemimpin dunia yang berpihak pada isu kemanusiaan dan perdamaian tanpa standar ganda", ujar Sultan melalui keterangan pers di Jakarta pada Ahad (22/6/2025).

Baca Juga

Sultan menerangkan, Indonesia melalui kepemimpinan Presiden Prabowo lebih fokus pada upaya diplomasi yang saling menguntungkan secara ekonomi. Dengan demikian, sambung dia, peran dan posisi diplomacy presiden dapat mempercepat target pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Di samping itu, menurut Sultan, Indonesia semakin diperhitungkan di antara kekuatan dunia saat ini. Dia pun melihat Presiden Prabowo tidak berada dalam suasana yang dilematis untuk mengungkapkan gagasannya.

"Beliau lebih fokus memperjuangkan kepentingan ekonomi, khususnya isu swasembada pangan dan investasi dalam negeri, sehingga beliau sangat prihatin dan mengajak agar dilakukan deeskalasi  untuk meredakan tensi kepada semua pihak yang sedang berperang secara santun dan sejuk," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement