REPUBLIKA.CO.ID, SANAA – Militer Israel mengumumkan bahwa mereka telah melakukan serangan di ibu kota Yaman, Sanaa, dengan istana kepresidenan Yaman menjadi sasaran utama serangan tersebut. Serangan itu dilakukan setelah militer Isreal mengakui mereka gagal mengadang rudal kelompok Houthi yang diluncurkan Jumat pekan lalu.
Channel 14 Israel melaporkan bahwa angkatan udara mulai menyerang sasaran di Yaman. Sementara sumber militer mengatakan kepada Channel 12 Israel bahwa tentara telah melancarkan serangkaian serangan udara sebagai tanggapan atas peluncuran rudal dan drone yang terus berlanjut.
Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa tiga serangan udara terjadi di dekat daerah Attan, barat daya ibu kota Yaman. Channel 14 Israel, mengutip sumber, melaporkan bahwa istana kepresidenan di Sanaa menjadi sasaran utama serangan tersebut. Situs militer di dalam kompleks istana menjadi sasaran, juga depot bahan bakar dan dua pembangkit listrik di ibu kota.
Channel 13 juga melaporkan bahwa angkatan udara menargetkan pangkalan rudal di dekat istana presiden di Sanaa. Sementara itu, media yang berafiliasi dengan Ansar Allah melaporkan bahwa agresi Israel menargetkan stasiun perusahaan minyak di ibu kota Yaman.
“Serangan terhadap Yaman telah berakhir, dan pembunuhan tidak ada dalam agenda kami. Serangan terhadap istana presiden adalah pesan kepada Houthi bahwa posisi kekuasaan berada dalam jangkauan kami,” bunyi pernyataan militer Israel.
من العدوان الصهيوني الغاشم على منشآت الطاقة في صنعاء pic.twitter.com/G222gwlREI
— AHMAD SLMAN (@ahmadslmanx) August 24, 2025
Kementerian Pertahanan Israel mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Pertahanan Israel Katz, dan Kepala Staf Eyal Zamir memantau serangan di Yaman dari markas besar Kementerian Pertahanan.
Sebaliknya, anggota Biro Politik Ansar Allah Mohammed al-Farah mengatakan bahwa serangan Israel di Sanaa menargetkan fasilitas sipil, menekankan bahwa "musuh dengan sengaja melukai warga sipil di Yaman, seperti yang terjadi di Gaza."
Media Israel mengumumkan pada Jumat bahwa sistem pertahanan berhasil mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman, sementara lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion (timur Tel Aviv) ditangguhkan setelah rudal terdeteksi. Layanan ambulans Israel melaporkan adanya korban luka akibat terburu-buru menuju tempat perlindungan menyusul bunyi sirene setelah peluncuran roket, dan mengatakan bahwa pecahan rudal yang dicegat jatuh di sebuah kota di Israel.
Namun, menurut apa yang dilaporkan oleh Radio Tentara Israel pada Ahad , penyelidikan militer mengkonfirmasi bahwa rudal yang diluncurkan dari Yaman pada hari Jumat membawa hulu ledak klaster. Sistem pertahanan udara Israel disebut gagal mengadang rudal tersebut. Sebagian dari bom curah itu mengenaik rumah-rumah warga di Tel Aviv.
Beberapa jam sebelumnya, tentara Israel mengumumkan bahwa mereka telah mencegat sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Yaman, memicu sirene serangan udara di pemukiman yang berdekatan dengan Jalur Gaza.
Pada 27 Juli, kelompok tersebut mengumumkan peningkatan operasi angkatan lautnya melawan Israel, menargetkan semua kapal milik perusahaan mana pun yang berhubungan dengan pelabuhan Israel, terlepas dari kewarganegaraan mereka, “untuk mendukung Jalur Gaza, yang telah menjadi sasaran perang genosida sejak 7 Oktober 2023.”