REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang dilaporkan sedang mempertimbangkan berbagai opsi untuk mengevakuasi warganya dari Iran dan Israel. Hal itu menyusul peningkatan ketegangan di kawasan Timur Tengah saat ini akibat militer Israel menyerang wilayah Iran pada Jumat (13/6/2025).
Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan, rencana evakuasi warga negara Jepang masih dimatangkan oleh pemerintah. Ia memastikan, Jepang berkomitmen untuk menjaga keselamatan warga negaranya di luar negeri.
Sebelumnya, sejumlah negara sudah melakukan evakuasi warganya di tengah kemelut perang Israel-Iran. Pada Senin (16/6/2025), Kementerian Luar Negeri India menyatakan, para pelajar India yang berada di Teheran kini telah dipindahkan keluar dari ibu kota Iran. Langkah itu diambil demi menghindari akibat dari serangan Israel.
Pemerintah Polandia juga mengevakuasi sekitar 200 warganya yang masih berada di wilayah Israel. Aljazirah melansir, rute evakuasi itu akan melibatkan transit di ibu kota Yordania, Amman.
"(Evakuasi) ini akan mencakup mereka yang terjebak sebagai turis dan yang sedang melakukan kunjungan singkat (di Israel)," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Polandia, Henryka Moscicka-Dendys, kepada para wartawan, dikutip Aljazirah, Senin (16/6/2025).
Pada Ahad (15/6/2025), Focus Taiwan melaporkan, Pemerintah Taiwan telah mengevakuasi 14 warganya yang berada di Israel. Proses pemulangan melibatkan jalur darat, sesudah Tel Aviv menutup wilayah udaranya bagi penerbangan sipil.
Kementerian Luar Negeri Taiwan menyatakan, ke-14 warga tersebut telah meninggalkan Israel dan tiba di Yordania pada Ahad (15/6/2025) pagi. Mereka menumpangi bus yang diorganisasi oleh kantor perwakilan Taiwan di Israel.
Kantor perwakilan Taiwan di Yordania kini tengah membantu proses pemulangan mereka ke tanah air. Demikian keterangan pers Kemenlu Taiwan, dikutip Focus Taiwan pada Ahad (15/6/2025).
View this post on Instagram