Ahad 15 Jun 2025 12:09 WIB

Erdogan ke Trump: Turki Dukung Dialog Nuklir AS-Iran

Turki secara aktif pantau ketegangan antara Israel dan Iran.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo/ Evan Vucci
Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Turki mendukung sikap AS mengenai pentingnya melanjutkan negosiasi nuklir dengan Iran. Pernyataan tersebut disampaikan melalui sambungan telepon.

Menurut pernyataan dari kantor presiden Turki, Sabtu (15/6/2025), selama pembicaraan via telepon tersebut, Erdogan menyatakan Turki secara aktif memantau ketegangan antara Israel dan Iran. Turki juga menganggap perundingan nuklir sebagai satu-satunya jalan untuk menyelesaikan konflik.

Baca Juga

"Presiden Recep Tayyip Erdogan melakukan percakapan telepon dengan Presiden AS Donald Trump. Dalam konteks ini, Presiden mengatakan Ankara mendukung posisi AS terkait perlunya melanjutkan perundingan nuklir untuk menyelesaikan pertikaian," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Erdogan juga menyatakan kesiapan Turki untuk melakukan segala kemungkinan guna mencegah eskalasi ketegangan yang tidak terkendali di kawasan Timur Tengah, lanjut pernyataan tersebut.

Sebelumnya, pada Jumat (13/6/2025), Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan menganggap mengedepankan perundingan nuklir dengan Iran merupakan satu-satunya cara yang layak untuk menyelesaikan konflik. "Kita tidak boleh membiarkan ketegangan yang meningkat di kawasan kita mengalihkan perhatian dari genosida di Gaza," tulis Fidan di X.

"Memajukan proses negosiasi nuklir yang diprakarsai oleh Presiden AS Trump adalah satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik yang berasal dari sengketa nuklir. Diplomasi adalah satu-satunya alternatif untuk perang," tambahnya.

Menteri luar negeri Turki itu menambahkan negaranya telah mengadopsi langkah-langkah keamanan tingkat tertinggi sebagai tanggapan terhadap risiko yang berasal dari serangan Israel terhadap Iran.

 

sumber : Antara/Sputnik-OANA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement