REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta berencana mengoperasikan angkutan kota (angkot) Mikrotrans di daerah penyangga Jakarta. Upaya itu dilakukan agar warga daerah lebih mudah untuk mengakses layanan Transjabodetabek.
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengeklaim banyak warga dari daerah penyangga Jakarta yang sangat terbantu dengan kehadiran rute baru Transjabodetabek yang diresmikan dalam waktu dua bulan terakhir. Pasalnya, tarif untuk naik Transjabodetabek ke Jakarta hanya Rp 3.500.
"Bahkan yang saya kaget, surprise, saya menyaksikan sendiri, ketika membuka Blok M-Bogor dengan biaya Rp 3.500 mereka terkejut, kok murah amat gitu," kata dia di Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Namun, ia mengaku mendapatkan keluhan lantaran belum banyak angkutan pengumpang dari kawasan rumah warga ke titik pemberhentian Transjabodetabek. Alhasil, warga di daerah penyangga harus menggunakan ojek daring ke titik pemberhentian untuk naik transJabodetabek.
"Memang biaya tertingginya, saya baru tahu kalau orang dari Bogor, dari Bekasi, dan sebagainya, adalah naik ojeknya. Ketika naik ojek rata-rata 15 ribu sampai 20 ribu," kata dia.
Karena itu, Pramono memiliki rencana untuk membuka rute angkutan kota (angkot) Mikrotrans di daerah penyangga Jakarta. Dengan begitu, warga dari daerah penyangga dapat lebih mudah untuk datang ke Jakarta dengan menggunakan transportasi umum.
"Kami memikirkan Mikrotrans, Jaklingko, itu nanti mungkin ya, kalau tentunya para kepala daerah mau, itu lebih banyak beroperasi di daerah-daerah penyangga. Dan kalau itu mungkin, mudah-mudahan akan memudahkan orang untuk naik kendaraan umum," kata dia.
Pramono mengaku sudah melakukan pembahasan dengan kepala daerah penyangga untuk mewujudkan rencana tersebut. Menurut dia, para kepala daerah penyangga itu setuju. Pasalnya, seluruh biaya operasional ditanggung oleh Pemprov Jakarta. "Ya karena Jakarta yang menyiapkan semuanya, semuanya setuju lah," kata dia.