Kamis 29 May 2025 10:40 WIB

AS Cabut Visa Mahasiswa China, Trump Desak Harvard Lebih Selektif

Ketegangan meningkat saat Trump soroti dominasi mahasiswa asing di kampus ternama.

Students protesting against the war in Gaza stand next to a Palestinian flag and tents at an encampment in Harvard Yard, at Harvard University in Cambridge, Mass., on Thursday, April 25, 2024.
Foto: AP Photo/Ben Curtis
Students protesting against the war in Gaza stand next to a Palestinian flag and tents at an encampment in Harvard Yard, at Harvard University in Cambridge, Mass., on Thursday, April 25, 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Amerika Serikat akan secara agresif mencabut visa mahasiswa asal China, demikian disampaikan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, Rabu (28/5/2025). Rubio menegaskan pemerintah AS akan mengubah kriteria pemberian visa menjadi lebih ketat bagi semua permohonan dari China dan Hong Kong.

"Banyak anak pejabat tinggi Partai Komunis China (PKC) menempuh pendidikan di universitas-universitas terkemuka AS. Contohnya putri Presiden China Xi Jinping yang menggunakan nama samaran saat kuliah di Universitas Harvard dan lulus pada 2014," kata Rubio.

Baca Juga

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden AS Donald Trump menyarankan agar hanya 15 persen dari seluruh mahasiswa baru Harvard yang berasal dari luar negeri setiap tahun.

Trump menyebut beberapa mahasiswa asing “sangat berbahaya” dan “pembuat onar”. Karena itu, ia meminta Harvard menyerahkan daftar mahasiswa asing beserta negara asal mereka kepada pemerintah.

"Banyak warga negara kami yang ingin masuk Harvard, tetapi tidak bisa karena adanya mahasiswa asing di sana," ujar Trump. "Saya ingin memastikan mahasiswa asing itu bisa mencintai negara kami."

Untuk tahun ajaran 2024–2025, Harvard menerima 6.793 mahasiswa internasional atau 27,2 persen dari total mahasiswa. Mahasiswa asal China menjadi yang terbanyak dengan 2.100 orang, disusul India (790), Korea Selatan (430), Jepang (260), dan Singapura (150).

Trump juga menegaskan bahwa Amerika Serikat, bukan negara lain, yang berinvestasi besar di universitas-universitas seperti Harvard.

Ia mempertanyakan mengapa kampus terkemuka AS menerima begitu banyak mahasiswa asing. Trump, yang telah membekukan sebagian dana federal untuk Harvard, menyatakan keinginannya untuk mengalihkan dana publik ke sekolah-sekolah kejuruan.

Tujuannya agar sekolah-sekolah kejuruan menjadi yang terbaik di dunia dan mampu mengajarkan keterampilan praktis, termasuk teknologi kecerdasan buatan (AI).

Pernyataan Trump menjadi bagian dari upaya menekan Harvard agar mengubah kebijakan internalnya, termasuk perekrutan staf pengajar yang dituding terlalu liberal dan memendam antisemitisme.

Pemerintah AS juga telah memperketat pemeriksaan mahasiswa asing dengan dalih keamanan nasional.

Pemerintahan Trump mengecam Harvard dan kampus-kampus lain karena dinilai gagal mencegah aksi protes terhadap Israel yang dianggap melakukan pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza.

Atas alasan-alasan itu, jadwal wawancara visa mahasiswa asing di seluruh kedutaan AS dihentikan sementara, yang berdampak pada harapan para calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di negara tersebut.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement