Ahad 25 May 2025 18:03 WIB

KJRI Perth: Lomba Layar Terpanjang Australia Ditutup di Labuan Bajo

Labuan Bajo menjadi destinasi wisata dunia.

Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo. Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (bahasa Manggarai), yakni Para yang berarti pintu atau gerbang dan Puar yang berarti hutan.
Foto: Dok. BPOLBF
Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), saat ini tengah mengembangkan Kawasan Pariwisata Terpadu di Labuan Bajo. Kawasan yang diberi nama Parapuar tersebut diambil dari dua kata dalam bahasa setempat (bahasa Manggarai), yakni Para yang berarti pintu atau gerbang dan Puar yang berarti hutan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lomba layar terpanjang Australia, Fremantle Sailing Club (FSC) Race and Rally 2025, resmi ditutup pada Sabtu (24/5) di kota Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, menurut keterangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Perth, Australia.

Lomba dan rally sejauh lebih dari 2.700 km atau 1500 mil laut itu ditempuh selama sekitar sembilan hari oleh para peserta dari Fremantle, Australia Barat, menuju Pulau Komodo.

Baca Juga

"Sungguh sangat indah tempat ini (Flores), terlebih lagi orang-orang di dalamnya yang menyambut kita dengan hangat," kata CEO Fremantle Sailing Club Craig Evans dalam sambutan acara penutupan, sebagaimana keterangan KBRI Perth yang diperoleh di Jakarta, Minggu.

Selain menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak atas keterlibatan dalam penyelenggaraan lomba tersebut, Craig juga mengatakan FSC ingin agar lomba layar dan rally di tahun mendatang dilaksanakan dengan titik akhir Labuan Bajo.

Deputi Bidang Events Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu, yang juga hadir dalam acara penutupan tersebut, menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Labuan Bajo untuk menjadi destinasi lomba.

Vinsensius menyampaikan agar pengalaman indah selama berlayar dan berkunjung ke Flores dapat membawa para peserta kembali ke Labuan Bajo di masa mendatang.

Sementara, Direktur Event Lomba Layar Michael Giles dalam kesempatan yang sama secara khusus menyampaikan apresiasi kepada KJRI Perth dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores atas koordinasi mereka untuk memudahkan teknis lomba.

Acara penutupan atau presentation night juga diisi dengan penampilan tarian tradisional asal NTT dan permainan sasando. Kegiatan penutupan dilanjutkan dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba dari berbagai kategori.

Selama di Labuan Bajo, para peserta lomba juga melakukan sejumlah kegiatan sosial kemasyarakatan, termasuk kunjungan ke SMK Stella Maris Labuan Bajo untuk berbagi pengalaman terkait berlayar dari Australia ke Indonesia, serta memberikan kesempatan kepada para murid untuk ikut berlayar di sekitar perairan kepulauan Flores.

Selain itu, para peserta juga melakukan kegiatan penanaman 28 pohon di Parapuar Viewpoint sebagai bentuk komitmen para peserta untuk mendukung kelestarian alam di Labuan Bajo. Lomba layar dan rally yang dilakukan Fremantle Sailing Club bukan merupakan kegiatan pertama yang dilakukan ke Indonesia. Lomba layar pertama kali dilaksanakan pada 1981 dengan tujuan akhir di Bali.

Setelah itu, klub Fremantle Sailing melakukan berkali-kali acara perlombaan dengan destinasi Bali sebanyak sembilan kali) dan Lombok sebanyak dua kali.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement