Selasa 20 May 2025 08:47 WIB

Usai Telepon Putin, Trump Klaim Rusia dan Ukraina Segera Berunding Akhiri Perang

Putin menggambarkan percakapan dengan Trump sebagai "terbuka dan substantif".

Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu pada 2019. (ilustrasi)
Foto: Susan Walsh/AP
Presiden AS Donald Trump (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu pada 2019. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump pada Senin (19/5/2025) mengatakan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin 'berjalan sangat baik'. Ia mengklaim, Moskow dan Kiev dijadwalkan untuk "segera" memulai negosiasi gencatan senjata.

"Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi menuju Gencatan Senjata dan, yang lebih penting, mengakhiri perang. Persyaratan untuk itu akan dinegosiasikan antara kedua pihak, sebagaimana mestinya, karena mereka mengetahui rincian negosiasi yang tidak akan diketahui orang lain," kata Trump dalam sebuah unggahan di media sosial.

Baca Juga

"Vatikan, sebagaimana diwakili oleh Paus, telah menyatakan bahwa mereka akan sangat tertarik untuk menjadi tuan rumah perundingan tersebut. Biarkan prosesnya dimulai!" imbuhnya.

Trump menggambarkan panggilan teleponnya selama dua jam dengan Putin sebagai "luar biasa," dengan mengatakan bahwa Moskow ingin melakukan perdagangan "skala besar" dengan AS setelah perang berakhir.

Ia menggambarkan potensi hubungan komersial antara AS dan Rusia "tidak terbatas," dan menambahkan bahwa Ukraina "dapat menjadi penerima manfaat besar dalam perdagangan, dalam proses membangun kembali negaranya."

Sementara itu, dalam pengarahan pers di Sochi, Putin menggambarkan percakapan dengan Trump sebagai "terbuka dan substantif". Menurutnya, pemimpin AS tersebut mengakui apa yang ia gambarkan sebagai komitmen Rusia terhadap penyelesaian krisis di Ukraina secara damai.

"Presiden AS menyampaikan posisinya mengenai gencatan senjata dan, pada bagiannya, juga mencatat bahwa Rusia mendukung penyelesaian damai krisis Ukraina, kita hanya perlu menentukan cara paling efektif untuk bergerak menuju perdamaian," kata Putin.

Menurut Putin, gencatan senjata dengan Ukraina mungkin saja terjadi setelah kesepakatan yang relevan tercapai, dan baik Rusia maupun Ukraina harus menemukan kompromi yang dapat diterima bersama.

"Kami telah sepakat dengan presiden AS bahwa Rusia akan mengusulkan dan siap bekerja sama dengan pihak Ukraina dalam sebuah memorandum tentang kemungkinan perjanjian damai di masa mendatang," katanya.

Memorandum tersebut akan mendefinisikan sejumlah posisi seperti prinsip penyelesaian, waktu kemungkinan perjanjian damai, termasuk kemungkinan gencatan senjata untuk waktu tertentu jika kesepakatan tertentu tercapai.

Rincian percakapan tersebut, menurut Trump telah disampaikan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pejabat Eropa tak lama setelah berakhir.

photo
Negara-negara yang bersekutu dengan Ukraina dan Rusia. - (Tim Infografis Republika.co.id)

sumber : Antara, Anadolu
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement