REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Beberapa waktu terakhir, pemberitaan mengenai pemutusan hubungan kerja mengkhawatirkan banyak pekerja dan dunia bisnis. Sebuah perusahaan tekstil dan garmen di Jawa misalkan, melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 10.965 karyawan dan perusahaan tutup per Maret 2025.
Belum lagi perusahaan ritel asing yang juga melakukan hal sama. Juga sejumlah perusahaan yang memiliki tempat produksi di sejumlah kawasan industri di Indonesia. Mereka terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja karena berbagai alasan.
Obral lowongan kerja
Di tengah situasi demikian, Pemerintah Kota Jambi menyediakan 13 ribu lowongan pekerjaan bagi para pencari kerja dari 44 perusahaan di wilayah setempat dalam bursa kerja yang diadakan dalam rangka HUT Pemkot Jambi 2025.
Wakil Wali Kota Jambi Diza Hazra Aljosha di Jambi, Senin, mengatakan bursa kerja menghadirkan 44 perusahaan dengan lebih dari 13.000 lowongan kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri seperti Korea Selatan dan Jerman.
Bursa kerja kali ini terbuka bagi masyarakat berusia 18 hingga 60 tahun, tanpa memandang latar belakang pendidikan tertentu. Bursa kerja dibuka pada Senin (19/5) dan Selasa (20/5).
“Untuk masyarakat Kota Jambi yang sedang mencari pekerjaan, inilah saatnya. Pemerintah mendukung penuh upaya pengurangan pengangguran. Ini bukan hanya soal angka, tapi tentang kesejahteraan,” kata Diza.
Ia menegaskan bahwa pemerintah kota tidak hanya berfokus pada kegiatan seremonial, tetapi menjadikan bursa kerja sebagai program berkelanjutan dengan evaluasi berkala.
“Ke depan, kegiatan seperti ini akan kita buka secara rutin. Targetnya jelas, turunkan angka pengangguran di Kota Jambi,” terangnya.
Diza juga menjelaskan rencana pembuatan kebijakan khusus agar perusahaan swasta di Kota Jambi wajib memiliki kantor tetap dan merekrut minimal 75 persen tenaga kerja lokal atau memiliki KTP Kota Jambi.