REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Crystal Palace mencatatkan sejarah sepanjang lebih dari seabad berdirinya klub asal London itu. Untuk kali pertama, Palace berhasil menjuarai Piala FA setelah sebelumnya dua kali tampil sebagai runner-up. Palace mengalahkan Manchester City 1-0 di Stadion Wembley dalam laga yang berakhir, Ahad (18/5/2025) dini hari WIB.
Gol penentu sejarah itu diciptakan Eberechi Eze pada menit ke-16. Gol ini sekaligus memastikan the Citizens tanpa trofi sekaligus tak ada perpisahan manis bagi Kevin De Bruyne yang akan meninggalkan Man City pada akhir musim ini.
Kiper Dean Henderson kemudian menjadi penyelamat Palace. Ia menghentikan tendangan penalti Omar Marmoush pada menit ke-36 setelah bek Palace melakukan pelanggaran di kotak terlarang.
Awalnya, Erling Haaland sepertinya akan mengambil penalti. Namun entah mengapa, ia kemudian menyerahkan bola kepada Marmoush. Penyerang Mesir ini mengarahkan bola ke sisi kanan Henderson, yang melompat tepat menghentikan bola tendangan keras Marmoush.
Pada babak kedua, Munoz menjebol gawang Ortega untuk kali kedua menyambut bola rebound tangkapan sang kiper. Ia sudah merayakan dengan heboh, tapi ternyata gol tersebut dianulir karena sebelumnya bola membentur rekannya yang berada dalam posisi offside.
City melancarkan serangan bergelombang. Sejumlah peluang tercipta. Namun para bek Palace dan Henderson berjibaku menyelamatkan gawangnya tak kebobolan sampai 10 menit waktu tambahan berakhir.
Meski demikian, ada cela dalam kemenangan ini. Sebab, Henderson seharusnya dikeluarkan pada babak pertama.
Bek City Josko Gvardiol memainkan bola panjang ke arah atas untuk dikejar Erling Haaland. Henderson ragu-ragu, sebelum mengulurkan tangan di luar kotak penalti untuk menepis bola dari kaki penyerang City tersebut.
Seperti yang terjadi pada setiap keputusan, asisten wasit video (VAR) memeriksa insiden tersebut dan membiarkan permainan berlanjut tanpa sanksi apa pun.
Penjelasan yang diberikan adalah,"Arah yang dituju Erling Haaland memungkinkan terjadinya pelanggaran, tetapi bukan peluang mencetak gol yang jelas."
Mantan penyerang Manchester United Wayne Rooney mengatakan dalam liputan BBC One bahwa itu "100 persen kartu merah" dan menyerukan untuk "menyingkirkan VAR".