Jumat 16 May 2025 19:39 WIB

KPAI Ungkap Temuan Pelanggaran Prinsip Pemenuhan Hak Anak di Program Pendidikan Barak Militer

KPAI juga menyoroti belum adanya SOP program pendidikan karakter anak di Jabar.

Para Siswa SMK/SMK di Jawa Barat Sedang Berada di Barak 1 Gatot Subroto, Dodik Bela Negara Rindwam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka akan Menjalani Pendidikan Militer Selama Dua Pekan.
Foto: Ferry Bangkit
Para Siswa SMK/SMK di Jawa Barat Sedang Berada di Barak 1 Gatot Subroto, Dodik Bela Negara Rindwam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Mereka akan Menjalani Pendidikan Militer Selama Dua Pekan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai Program Pendidikan Karakter Panca Waluya Jawa Barat Istimewa atau pendidikan barak militer berpotensi melanggar prinsip pemenuhan hak anak. KPAI juga menyoroti belum adanya standar baku yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan pendidikan itu.

"Salah satu bentuk pelanggaran terhadap prinsip ini tercermin dari adanya praktik diskriminatif dan tidak dilibatkannya anak dalam proses, yang kemudian menimbulkan stigma negatif seperti label anak nakal atau anak bermasalah terhadap peserta program," kata Ketua KPAI Ai Maryati Solihah dalam konferensi pers daring di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Baca Juga

Maryati mengatakan program pendidikan tersebut harus dijalankan dengan menghormati, melindungi, dan memenuhi prinsip-prinsip dasar pemenuhan hak anak, yakni non-diskriminasi, kepentingan terbaik anak, hak hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan, serta penghargaan terhadap pendapat anak.

"Prinsip-prinsip tersebut harus menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan yang menyangkut anak, agar mereka mendapat perlakukan sama, kebutuhan mereka menjadi prioritas, dan pendapat mereka didengar," kata dia.

KPAI menemukan bahwa peserta program tidak ditentukan berdasarkan asesmen psikolog profesional, melainkan hanya rekomendasi guru Bimbingan Konseling (BK). KPAI juga mencatat 6,7 persen siswa menyatakan tidak mengetahui alasan mereka mengikuti program itu.

"Temuan ini menunjukkan perlunya peninjauan kembali terhadap ketepatan sasaran peserta dalam pelaksanaan program," kata Wakil Ketua KPAI Jasra Putra.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat meluncurkan Program Pendidikan Karakter Panca Waluya Jawa Barat Istimewa, yang dikenal publik sebagai pendidikan barak militer. Program ini diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

KPAI telah berkunjung ke lokasi penyelenggaraan Program Pendidikan Karakter Panca Waluya Jawa Barat Istimewa, yakni di Barak Militer Resimen 1 Shira Yudha Purwakarta dan Depo Pendidikan Bela Negara Rindam III Siliwangi, Cikole, Kabupaten Bandung Barat. Kunjungan KPAI bertujuan mendapatkan informasi yang akurat tentang realisasi pelaksanaan program.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement