Jumat 16 May 2025 17:01 WIB

Gebrakan Gubernur Kalimantan Timur: Masjid Jadi Sentra Bina Karakter Pemuda

Gubernur Kalimantan Timur gerakkan masjid untuk lahirkan SDM pemuda tangguh.

Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Masud dan Wakil Gubernur Seno Aji memimpin Rapat Pimpinan di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (3/3/2025) kemarin. 
Foto: dok istimewa
Gubernur Kalimantan Timur H Rudy Masud dan Wakil Gubernur Seno Aji memimpin Rapat Pimpinan di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (3/3/2025) kemarin. 

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud menginstruksikan agar masjid-masjid di lingkungan sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pembinaan karakter bagi para murid.

"Hari ini kita melaksanakan Shalat Jumat di lingkungan SMK. Kami berharap masjid sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk berbagai kegiatan pendidikan, tidak hanya sebatas ibadah ritual," katanya usai meresmikan Masjid Tarbiyatul Mujahidin di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Samarinda, Kaltim, Jumat.

Baca Juga

Rudy menekankan pentingnya peran masjid dalam membentuk karakter siswa secara holistik. Banyak hal yang bisa dikerjakan di masjid-masjid sekolah, tidak hanya pendidikan keagamaan, tetapi juga sosial, budaya, dan lain-lain.

Rudy menyoroti bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak individu pintar, namun masih menghadapi permasalahan terkait akhlak dan karakter.

"Upaya ke depan bisa membentuk karakter anak-anak kita ini semuanya, tidak hanya mendidik mereka untuk pintar, tetapi juga punya akhlak. Itu yang harus kita bina dari SMK terapan SMK 1 Samarinda ini," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim Surasa menyampaikan apresiasi atas berdirinya Masjid Tarbiyatul Mujahidin di SMKN 1 Samarinda.

Menurutnya, pembangunan masjid yang memakan waktu sekitar sembilan tahun merupakan hasil gotong royong berbagai pihak, termasuk siswa, guru, alumni, dan masyarakat.

Ia menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan peraturan menteri terkait komite sekolah yang diberi kewenangan untuk menggalang dana dari masyarakat, asalkan tidak ditentukan nilainya.

Surasa juga menepis anggapan negatif terkait penggalangan dana oleh komite sekolah. Salah satunya keberhasilan pembangunan masjid itu menjadi contoh positif di tengah isu sensitif mengenai iuran komite sekolah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement