REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Inovasi dari kampus kembali unjuk gigi. Dua dosen Program Studi Bisnis Digital Universitas Nusa Mandiri (UNM), Fajar Sarasati dan Widi Astuti, menghadirkan terobosan teknologi untuk sektor pertanian.
Lewat riset berjudul Enhancing Rice Disease Detection with K-Means Segmentation and Comparison of EfficientNetB0, ResNet50, and Xception, mereka mengembangkan sistem deteksi penyakit padi berbasis kecerdasan buatan (AI). Inovasi ini diharapkan menjadi solusi nyata bagi petani Indonesia dalam mencegah gagal panen akibat serangan penyakit tanaman.
Menurut Fajar Sarasati, penelitian ini fokus pada pengembangan sistem pendeteksi penyakit padi berbasis teknologi AI dengan tujuan membantu petani mengidentifikasi dan menangani serangan penyakit secara lebih cepat dan tepat.
“Padi adalah tulang punggung pangan Indonesia, namun kerap terancam gagal panen akibat penyakit seperti blast, hawar, kresek, dan bercak coklat. Teknologi ini kami hadirkan sebagai solusi nyata untuk ketahanan pangan nasional,” kata Fajar dalam rilis yang diterima, Jumat (9/5/2025).
Ia menegaskan dengan memanfaatkan metode K-Means Segmentation dan arsitektur EfficientNetB0, penelitian ini berhasil mengklasifikasikan lima jenis penyakit utama pada daun padi dengan akurasi hingga 89,06 persen. Data diperoleh dari 1.275 citra daun padi yang diambil dari berbagai daerah pertanian di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Menurut Widi Astuti, teknologi ini memungkinkan deteksi penyakit sejak dini hanya melalui foto daun padi. Ke depannya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi aplikasi mobile yang mudah digunakan oleh para petani di lapangan.
“Kami ingin menjembatani ilmu teknologi dengan kebutuhan riil masyarakat. Penelitian ini adalah langkah nyata kolaborasi antara dunia akademik dan dunia tani,” kata Widi.