REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Di era digital yang semakin dinamis, institusi pendidikan tinggi dituntut tidak hanya mencetak lulusan yang kompeten secara akademik, tetapi juga mampu menciptakan solusi nyata bagi masyarakat. Program Studi (prodi) Sistem Informasi Kampus Digital Bisnis Univeristas Nusa Mandiri (UNM) membuktikan perannya sebagai katalisator lahirnya inovasi digital dan wirausaha muda di lingkungan kampus.
Dengan mengusung semangat 'From Classroom to Business', prodi ini mendorong mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga mempraktikkannya dalam bentuk solusi digital yang aplikatif dan bernilai bisnis.
Menurut Kaprodi Sistem Informasi UNM Sukmawati Anggraeni Putri, model pembelajaran yang dikembangkan oleh Prodi Sistem Informasi menempatkan mahasiswa sebagai pelaku utama dalam proses inovasi.
“Berbagai mata kuliah yang dirancang berbasis proyek, seperti Technopreneurship, Manajemen Proyek Sistem Informasi, dan Rintisan Bisnis Digital, mahasiswa diarahkan untuk mengidentifikasi permasalahan di masyarakat dan merancang solusi digital yang kemudian dikembangkan menjadi produk nyata,” kata dia, dalam rilis yang diterima, Sabtu (3/5/2025).
Ide-ide tersebut kemudian dibimbing dan diasah melalui proses mentoring oleh dosen dan pelaku industri hingga akhirnya bisa diluncurkan dalam bentuk startup. Dia mengatakan transformasi pembelajaran ini telah menghasilkan sejumlah startup digital yang lahir langsung dari ruang kelas.
Mahasiswa berhasil mengembangkan produk-produk digital seperti platform edukasi berbasis AI, sistem manajemen warung digital, hingga marketplace berbasis lokasi yang mendukung pelaku usaha lokal. "Seluruh inisiatif tersebut tidak hanya menjadi bukti kreativitas dan kemampuan teknis mahasiswa, tetapi juga menjadi solusi nyata bagi berbagai tantangan sosial dan ekonomi di masyarakat,” kata Sukma.
Ia menjelaskan pendekatan ini merupakan bagian dari komitmen kampus untuk menjembatani dunia akademik dan industri. Menurutnya, ruang kelas harus menjadi titik awal dari perjalanan inovasi yang berdampak. Mahasiswa perlu merasakan langsung bagaimana ide berkembang, diuji, diterima pasar, bahkan dikomersialisasikan secara luas.
“Untuk mendukung hal tersebut, prodi secara aktif menjalin kerja sama dengan inkubator bisnis kampus, komunitas startup, serta mitra industri yang dapat membuka akses pendanaan, pelatihan, dan jejaring pasar,” ujarnya.
Hasilnya, beberapa startup yang dibentuk oleh mahasiswa Prodi Sistem Informasi kini telah menunjukkan kemajuan signifikan. Tidak hanya pada tahap pengembangan produk, tetapi juga dalam aspek validasi pengguna, pembentukan tim profesional, serta masuknya ke dalam kompetisi atau inkubasi tingkat nasional.
Antusiasme dan kerja keras para mahasiswa dalam membangun bisnis digital sejak di bangku kuliah menjadi bukti bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga ruang tumbuhnya para pengusaha muda berbasis teknologi.
“Inisiatif ini juga mendapat dukungan positif dari berbagai pihak, termasuk alumni, mitra industri, serta pemerintah daerah yang melihat potensi besar dari startup mahasiswa sebagai penggerak ekonomi lokal. Program ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi oleh program studi lain dalam upaya menanamkan semangat kewirausahaan dan inovasi sejak dini,” ucap dia.
Ke depan, Prodi Sistem Informasi berkomitmen terus memperkuat kurikulum berbasis praktik, meningkatkan kolaborasi dengan pelaku industri, serta membuka lebih banyak ruang aktualisasi bagi mahasiswa untuk menjadikan idenya sebagai bisnis nyata.
“Dengan pendekatan ini, diharapkan lulusan tidak hanya siap bekerja di dunia industri, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan, pencipta lapangan kerja, dan inovator di tengah pesatnya perkembangan teknologi,” kata Sukma.