Rabu 30 Apr 2025 18:05 WIB

Prodi PAI FAI UMJ Borong Prestasi dalam Munas dan International Conference

Dekan berharap Prodi PAI UMJ meningkatkan prestasi ini.

Program Studi PAI UMJ meraih sejumlah prestasi, yakni sebagai prodi dengan inovasi kurikulum terbaik. Selain itu, dua mahasiswanya meraih juara 1 lomba dakwah digital kreatif dan juara 2 simulasi pengajaran PAI.
Foto: UMJ
Program Studi PAI UMJ meraih sejumlah prestasi, yakni sebagai prodi dengan inovasi kurikulum terbaik. Selain itu, dua mahasiswanya meraih juara 1 lomba dakwah digital kreatif dan juara 2 simulasi pengajaran PAI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta (FAI UMJ) memborong prestasi membanggakan dalam acara Musyawarah Nasional (Munas) Perkumpulan Prodi PAI Indonesia (PPPAII) dan Annual International Conference on Islamic Religious Education 2025.

Prodi PAI UMJ dinobatkan sebagai prodi dengan inovasi kurikulum terbaik dan dua mahasiswa PAI UMJ yakni Didi Ageng meraih juara 1 lomba dakwah digital kreatif serta Oriza Alisya meraih juara 2 lomba simulasi pengajaran PAI. Kegiatan ini diselenggarakan di University Hotel Yogyakarta pada 28 - 29 April 2025.

Dekan FAI UMJ, Dr Sopa, M.Ag, mengapresiasi capaian yang diraih prodi dan mahasiswa PAI. Ia mengupkapkan rasa bangganya karena prodi PAI UMJ bisa menjadi yang terbaik di antara perguruan tinggi negeri dan swasta lain.

Capaian yang diraih mahasiswa dalam lomba dakwah digital kreatif, menurutnya menjadi solusi dalam menghadapi tantangan dakwah di era digital.

”Ke depan itu tuntutannya adalah digital yang bisa diakses semua audiens di manapun dan kapanpun. Selain itu nantinya bisa memenuhi kebutuhan gen Z yang semuanya dimudahkan oleh smartphone salah satunya untuk mendapatkan siraman rohani,” katanya dalam keterangan yang dikutip Rabu (30/4/2025).

Selain itu, Sopa memberi tanggapan atas diraihnya juara 2 lomba simulasi pembelajaran PAI. Ia mengatakan, ini berhubungan dengan core keilmuan PAI yang mengharuskan lulusannya menguasai kompetensi utamanya yaitu mengajar atau menyampaikan ilmunya kepada peserta didik.

Sopa berharap prodi PAI UMJ dapat mempertahankan serta meningkatkan prestasi ini. Ia pun berpesan agar para pendidik bisa menghasilkan peserta didik yang jujur, punya responsibility, menghormati orang tua dan memiliki akhlak yang baik.

”Saya berharap pendidik tidak tergeser oleh AI karena AI ini hanya sebagai alat bantu yang memudahkan calon-calon guru dalam melaksanakan tugasnya, jangan sampai AI yang mendominasi,” pungkasnya.

Sementara itu, Didi Ageng mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya atas raihan ini. Lomba tersebut menjadi pengalaman pertamanya sebagai mahasiswa UMJ dalam mengikuti perlombaan sekaligus menjadi juara 1.

”Ini semua bisa saya dapatkan berkat doa dan dukungan terutama dari kedua orang tua saya, dekan, kaprodi, dosen-dosen serta staf dan karyawan Fakultas Agama Islam. Tidak lupa juga teman-teman dan sahabat muslim yang saya cintai yang ikut serta dalam mendukung saya untuk mengikuti perlombaan ini,” ucapnya.

Dalam lomba dakwah digital kreatif, Didi mengangkat tema Cintailah Islam dengan Damai. Ia menyampaikan, perdamaian merupakan bentuk cinta kita kepada agama Islam. Damai yang ia bawakan memiliki kepanjangan nya yaitu : (D)oa, (A)manah, (M)aaf, (A)mal dan (I)khlas.

”Sehingga dengan semua itu menjadi kunci untuk menjaga kemurnian ajaran Islam, membangun hubungan baik dengan sesama, dan menghadirkan Islam sebagai agama yang rahmatulilalamin dan kedamaian bagi seluruh alam semesta.” ungkapnya.

Meskipun menjadi juara 2, Oriza mengungkapkan rasa syukurnya. Menurutnya, juara kedua terasa seperti sebuah perjalanan yang penuh dedikasi dan semangat.

”Setiap langkah yang dipijakan akhirnya bermuara pada hasil yang membanggakan. Meskipun belum mencapai puncak tertinggi, namun menempati posisi juara kedua juga menjadi bukti bahwa mimpi itu nyata dan perjuangan tidak pernah sia-sia,” ungkapnya.

Oriza menjabarkan topik yang diangkat dalam simulasi pembelajarannya yaitu mengenai Akidah Akhlak: Menyucikan jiwa, Meraih Kedamaiaan dan Kelestarian Lingkungan.

Ia mengangkat tema ini karena percaya pendidikan Akidah Akhlak memiliki peran penting dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya memahami nilai-nilai agama, tetapi juga memiliki kesadaran untuk menjaga kedamaian dan melestarikan lingkungan sekitar.

”Kedua aspek ini sangat relevan dengan tantangan zaman saat ini sebagai pondasi dalam mencapai konsep rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi semesta alam),” ujarnya.

Kedua mahasiswa tersebut berharap dapat terus mengembangkan potensinya dan menjadikan prestasi tersebut sebagai motivasi untuk berkembang serta berkontribusi bagi FAI dan UMJ.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement