REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi bahwa militer negara itu telah kehilangan tujuh drone di Yaman sejak Maret lalu. Masing-masing drone menelan biaya sekitar 30 juta dolar AS dan menimbulkan kerugian besar pada militer AS.
Kebanyakan drone tersebut dijatuhkan kelompok Ansar Allah (Houthi). “Sejak pertengahan Maret, kami telah kehilangan tujuh MQ-9,” kata pejabat tersebut pada hari Senin, yang meminta tidak disebutkan namanya. Pasukan AS kehilangan drone ketujuh mereka pada 22 April, dilansir Agence France-Presse.
Selain kerugian tersebut, sebuah jet tempur AS jatuh dari kapal induk USS Harry S Truman ke Laut Merah pada Senin, dalam sebuah insiden yang juga melukai seorang pelaut. Seorang pejabat AS mengatakan kepada Aljazirah bahwa sebuah jet tempur F-18 jatuh dari kapal induk Truman saat bermanuver untuk menghindari tembakan Houthi.
Pada 2021, harga jet tempur ini, F/A-18 yang diproduksi oleh Boeing, harganya sekitar 67 juta dolar AS. The New York Times mengutip pejabat Kongres yang mengatakan bahwa kampanye melawan Houthi di Yaman sejauh ini telah menelan biaya lebih dari 1 miliar dolar AS.
Ini adalah F/A-18 kedua yang beroperasi di dekat Truman yang hilang dalam waktu kurang dari enam bulan, setelah pesawat lain secara keliru ditembak jatuh oleh kapal penjelajah berpeluru kendali USS Gettysburg akhir tahun lalu dalam sebuah insiden yang kedua pilotnya selamat.

Truman adalah salah satu dari dua kapal induk AS yang beroperasi di Timur Tengah, tempat pasukan AS melancarkan serangan terhadap kelompok Houthi hampir setiap hari sejak 15 Maret.
Para pejabat Pentagon juga mengakui pekan lalu bahwa kemampuan kelompok Houthi untuk menembak jatuh drone AS di wilayah udara Yaman telah meningkat.
Para pejabat AS mengatakan kepada CNN pada Jumat lalu bahwa kelompok Houthi telah berhasil menembak jatuh tujuh drone sejak serangan AS dimulai pada 15 Maret, sehingga menghambat transisi ke tahap kedua kampanye tersebut.