Senin 28 Apr 2025 14:49 WIB

Dari Lotte Chemical Hingga Poongsan Corporation Mengadu ke Prabowo

Airlangga mengungkapkan, 19 perusahaan yang bertemu Prabowo investasi Rp 269 triliun.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).
Foto: Republika
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Federation of Korean Industries (FKI) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada Senin (28/4/2025). Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang ikut dalam pertemuan itu mengungkapkan, terdapat 19 pengusaha yang ikut dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo.

"Ada 19 pengusaha dari Korea yang hadir, yang 18 sebagian besar sudah investasi totalnya hampir 15,4 miliar dolar AS. Di samping itu, mereka akan ada tambahan 1,7 miliar dolar AS secara total investasi dalam bentuk rupiah yang tadi dilaporkan dan sudah dilaksanakan Rp 269 triliun dan ditambah lagi Rp 30 triliun," kata Airlangga saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2025).

Baca Juga

Dia menjelaskan, perusahaan yang sudah investasi adalah adalah Lotte Chemical yang pabriknya di bidang petrokimia di Cilegon direncanakan diresmikan pada September atau Oktober 2025. Dalam pertemuan itu, kata Airlangga, Lotte Chemical mengajak pemerintah RI berpartisipasi agar mendapatkan manfaat bersama.

"Bapak Presiden secara prinsip menyetujui dan diberikan tugas kepada Danantara untuk melakukan kajian tindak lanjut investasi," kata Airlangga.

Kemudian, KB Financial Group yang menangani Bukopin juga ikut dalam pertemuan. Menurut dia, Bukopin setelah diakuisisi KB Financial bisa mencetak untung dalam waktu empat tahun. "Ada perwakilan Hyuanda Motor yang operasinya relatif baik, dan Posco tadi menyampaikan steel yang bekerja sama dengan Krakatau Steel akan masuk ke fase dua, punya road map (memproduksi) sampai 10 juta ton, fase pertama sudah selesai," kata Airlangga.

Selanjutnya, pengusaha dari Ecopro juga ikut dalam pertemuan. Ecopro sudah berinvestasi sebesar 500 juta dolar S di Morowali, yang membuat katoda dan smelter nikel untuk produksi baterai listrik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement