REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Presiden Irlandia Michael D Higgins langsung mengkritik Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam komentar yang dibuat kepada pers setelah pemakaman Paus Francis padai Sabtu. Ia juga mengecam para pimpinan dunia yang menghadiri pemakaman Paus Fransiskus namun diam atas pembantaian di Gaza.
"Tak salah mengkritik perdana menteri yang memperkuat tentara yang melanggar hukum kemanusiaan internasional, dan banyak aspek hukum internasional lainnya, jika tidak ada penghormatan terhadap hak-hak sipil, selain perempuan dan anak-anak," ujar Presiden Higgins dalam keterangan resminya selepas pemakaman Paus Fransiskus.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa “sangat keterlaluan” jika mereka yang mengkritik kebijakan pemerintah Israel dicap antisemit. “Banyak orang di Israel yang menentang kebijakan tersebut,” tambah Presiden Higgins.
Presiden Higgins menyebutnya sebagai "kebohongan besar" jika menyatakan bahwa mereka yang menentang aksi militer Israel di Gaza mendukung Hamas. “Hari ini, kami mengadakan pertemuan yang luar biasa di sini di Roma yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan negara bagian,” Presiden Higgins menambahkan.
“Bagaimana mungkin ada di antara mereka yang tetap diam, padahal sebenarnya Anda benar-benar membuat orang kelaparan sampai mati dengan memblokir makanan, memblokir obat-obatan, memblokir air, yang merupakan kebutuhan dasar hidup?”

Menurut Jerusalem Post, Presiden Higgins mengomentari ketidakhadiran Netanyahu dalam pemakaman Paus, dengan mengatakan, “Sangat penting bukan hanya siapa yang hadir pada acara hari ini, namun juga siapa yang hilang,” sebelum membuat komentar lebih lanjut mengenai kepemimpinan Netanyahu dan perang di Gaza.
Baik Netanyahu maupun pejabat senior Israel tidak menghadiri pemakaman tersebut setelah Israel memutuskan untuk hanya mengirim duta besarnya ke Vatikan.
Hal ini menyusul kontroversi atas penghapusan tweet belasungkawa yang dilakukan Kementerian Luar Negeri Israel yang diposting di akun resminya tak lama setelah kematian paus. Pesan belasungkawa tersebut dihapus dalam beberapa jam, dan instruksi dilaporkan diberikan kepada semua misi diplomatik Israel untuk menghapus postingan terkait.
Hingga saat ini, Alazirah melaporkan bahwa Israel terus melakukan pemboman di Jalur Gaza. Pada Sabtu, sedikitnya 40 syahid akibat pemboman yang sejak 2023 telah merenggut 51 ribu nyawa warga Gaza.
Hamish Falconer, Menteri Inggris untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, menyatakan keprihatinannya atas pengumuman Program Pangan Dunia (WFP) bahwa stok pangan di Gaza telah habis. “Blok bantuan Israel yang menghancurkan membuat warga sipil, termasuk 1 juta anak-anak, berisiko kelaparan,” tulisnya di X.
“Inggris, Prancis, dan Jerman sudah jelas – ini harus diakhiri,” tambahnya, mengacu pada pernyataan ketiga negara tersebut pada tanggal 23 April yang meminta Israel untuk mencabut blokade yang menghukum tersebut.