REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vatikan secara resmi mengumumkan pada Senin (28/4/2025) bahwa konklaf akan dimulai pada 7 Mei 2025. Konklaf merupakan sebuah prosesi sakral dan tertutup untuk memilih paus baru.
Keputusan ini disampaikan menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025) dan pemakamannya yang telah dilaksanakan pada Sabtu (26/4/2025). Prosesi pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia ini akan dilangsungkan di Kapel Sistina, sebuah lokasi yang sarat akan sejarah dan makna religius bagi umat Katolik. Diperkirakan sekitar 135 kardinal dari berbagai penjuru dunia akan hadir untuk mengikuti konklaf yang penuh dengan tradisi berusia ratusan tahun ini. Tidak ada jadwal resmi mengenai kapan konklaf akan berakhir, meski dua konklaf terakhir pada 2005 dan 2013 selesai dalam waktu dua hari.
Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires, Argentina, pada 17 Desember 1936, dari orang tua yang merupakan imigran Italia. Ia belajar di Argentina, kemudian melanjutkan pendidikan di Jerman, sebelum ditahbiskan sebagai seorang pendeta Yesuit pada 1969. Sepanjang satu dekade lebih kepausannya, Paus Fransiskus terus mendapat pujaan namun tak dapat lepas dari kontroversi.
Ia berusaha mereformasi birokrasi Vatikan, memberantas korupsi, dan mengatasi tantangan-tantangan terbesar yang dihadapi Gereja Katolik di bawah kepemimpinannya. Pada Februari lalu, Paus Fransiskus sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Roma akibat bronkitis yang kemudian berkembang menjadi pneumonia bilateral. Ia kemudian diizinkan keluar dari rumah sakit setelah 38 hari dirawat untuk melanjutkan pemulihannya di kediamannya di Vatikan.