REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN – Menyusul wafatnya Paus Fransiskus, sebanyak 135 kardinal akan berkumpul di Kapel Sistina untuk memilih pengganti sebuah keputusan yang akan menentukan arah masa depan Gereja Katolik. Seorang Indonesia ada di kumpulan yang punya hak memilih dan dipilih sebagai paus selanjutnya itu.
Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo telah mengumumkan akan berpartisipasi dalam konklaf kepausan mendatang untuk memilih Paus baru dan berencana berangkat ke Vatikan pada 4 Mei 2025 nanti. “Saya akan berangkat tanggal 4 Mei untuk mengikuti konklaf,” kata kardinal di Katedral Jakarta, dilansir Antara pekan lalu.
Suharyo mengatakan, dirinya mendapat informasi bahwa para kardinal sudah mulai berdatangan ke Vatikan. Ia menambahkan, mereka yang sudah berada di sana menghadiri pertemuan harian pada pukul 9 pagi untuk mempersiapkan konklaf. Konklaf akan diadakan pada 6 Mei 2025, 15 hari setelah kematian Paus Fransiskus.
“Meskipun demikian, para kardinal akan memutuskan apakah Konklaf akan dimulai pada 6 Mei atau mereka memerlukan lebih banyak waktu untuk mempersiapkannya,” kata Uskup Agung Jakarta.
Uskup Agung Bandung Monsignor Antonius Subianto Bunjamin akan mewakili Konferensi Gereja-Gereja Indonesia (KWI) pada pemakaman mendiang Paus pada Sabtu (26 April).

Konklaf kepausan tahun 2025 ini ditandai dengan ketidakpastian, dengan mayoritas kardinal pemilih berpartisipasi dalam pemilihan kepausan pertama mereka. Sekitar 80 persen dari kardinal yang berhak memilih ditunjuk oleh Paus Fransiskus selama 12 tahun terakhir, termasuk 20 kardinal yang diangkat menjadi kardinal pada bulan Desember lalu.
Banyak di antara mereka yang baru bertemu baru-baru ini setelah tiba di Roma setelah kematian Paus, dan konklaf ini semakin rumit karena keragaman geografis di antara para pemilih. Secara historis, hanya sedikit kandidat yang berhasil mendapatkan jabatan kepausan, seperti yang terlihat pada tahun 2013 ketika Jorge Mario Bergoglio, yang awalnya tidak dianggap sebagai favorit, muncul sebagai Paus Fransiskus.
Analis Vatikan telah mengidentifikasi lebih dari 20 kandidat calon paus, yang dikenal sebagai Papabile, meskipun diskusi rahasia diperkirakan akan terus berlanjut sampai pemungutan suara resmi dimulai.
Penunjukan Paus Fransiskus telah secara signifikan mengubah komposisi Dewan Kardinal. Warga Eropa, yang dulunya memegang mayoritas, kini menguasai 39 persen dari total anggota. Kardinal Asia dan Amerika Latin/Karibia masing-masing mewakili 18 persen, sedangkan kardinal Afrika sub-Sahara menyumbang 12 persen.
Paus memprioritaskan inklusivitas, mengangkat pemimpin dari komunitas Katolik yang lebih kecil di Aljazair, Iran, dan Mongolia. Khususnya, pada bulan Desember, ia mengangkat tujuh kardinal yang berusia di bawah 60 tahun, termasuk Mykola Bychok yang berusia 44 tahun dari Melbourne.
Peluang Paus dari Indonesia...