REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesepak bola Ekuador Jackson Rodríguez kehilangan istri dan anak berusia 5 tahun karena diculik oleh perampok pada Rabu (23/4/2025) dini hari waktu setempat. Polisi melaporkan, sejumlah pria masuk ke rumah mereka untuk mencari bek Emelec itu yang bersembunyi di bawah tempat tidur.
Penculikan itu terjadi sekitar pukul 3 pagi di kota pesisir Guayaquil, kata kepala polisi Edison Rodriguez. Dalam kesaksiannya kepada polisi, pemain bertahan berusia 26 tahun itu mengatakan ia bersembunyi di bawah tempat tidur ketika mendengar pintu depan didobrak.
Para pelaku membawa istri dan anaknya setelah bertanya kepada wanita itu apakah Rodríguez ada di kediamannya. Menurut polisi, Rodríguez melihat di jendela "bahwa orang-orang itu bepergian dengan truk pikap berwarna abu-abu."
Insiden itu terjadi di tengah status darurat yang diumumkan 10 hari lalu oleh pemerintah Ekuador di sembilan wilayah negara itu, termasuk provinsi Guayas, tempat Guayaquil berada.
Langkah itu memungkinkan mobilisasi pasukan keamanan di wilayah tersebut untuk memerangi operasi kelompok kejahatan terorganisasi, yang oleh pihak berwenang disalahkan atas gelombang kekerasan tersebut.
Ketidakamanan dan kejahatan telah melanda Ekuador selama empat tahun. Peningkatan terjadi dalam beberapa bulan pertama tahun ini, menurut pemerintah. Antara Januari dan Maret, 2.345 kematian akibat kekerasan dilaporkan dengan 742 di antaranya terjadi di Guayaquil, yang terletak 270 kilometer barat daya ibu kota Quito.
Kota pelabuhan itu dianggap sebagai salah satu wilayah paling berbahaya di Ekuador. Dari pelabuhan-pelabuhan itu, pengiriman obat-obatan terlarang ilegal dikirim ke Eropa, Amerika Tengah, dan Amerika Serikat, menurut pihak berwenang.
Atlet lain telah menjadi sasaran pada masa lalu. Pada bulan Desember 2024, pemain sepak bola Pedro Perlaza, yang bermain untuk Liga de Quito juga diculik di Esmeraldas, sebuah kota yang terletak 182 kilometer di barat laut Quito. Ia berhasil diselamatkan hidup-hidup beberapa hari kemudian.