REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur makanan bergizi gratis (MBG) yang melayani sembilan sekolah di Kabupaten Cianjur dihentikan sementara pascainsiden keracunan massal siswa SMP PGRI dan MAN 1 Cianjur, Senin (2/14/2025) kemarin. Total terdapat 79 orang siswa yang mengalami keracunan massal usai mengkonsumsi makanan MBG.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Cianjur Frida Laila Yahya mengatakan, total sebanyak 79 orang siswa mengalami keracunan usai menyantap makanan MBG. Namun, pihaknya belum dapat memastikan apakah keracunan disebabkan makanan MBG.
"Total 79 orang (siswa keracunan), mayoritas sudah pulang. Tinggal lima orang masih tahap observasi," ucap dia saat dihubungi, Rabu (23/4/2025).
Frida mengatakan para siswa beberapa di antaranya sempat dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Umum Daerah Sayang. Mereka mendapatkan cairan untuk mengganti cairan tubuh yang keluar. "Mereka mengalami gejala mual, muntah, diare," kata dia.
Ia melanjutkan dapur MBG yang melayani sembilan sekolah di wilayah tersebut produksinya dihentikan sementara. Hal itu dilakukan mengingat tengah dilakukan penyelidikan."Sampel sudah dibawa untuk dicek laboratorium," kata dia.
Ia mengatakan dapur MBG yang menyalurkan makanan ke SMP PGRI 2 Cianjur dan MAN 1 Cianjur juga menyalurkan ke dua TK, tiga SD, satu SMP, dua SMK. Sedangkan saat ini masih ditetapkan kejadian luar biasa terkait kasus tersebut. "KLB ditetapkan dua hari sejak kejadian," kata dia.