REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiongkok memperingatkan negara-negara yang mencari pengecualian dari tarif Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar tidak membuat kesepakatan yang merugikan.
Peringatan Beijing muncul saat puluhan mitra dagang AS berebut untuk menegosiasikan keringanan dari serangan dagang Trump, termasuk tarif 'timbal balik' tinggi yang telah dihentikan hingga Juli.
China tak menyebut negara tertentu, namun Indonesia termasuk negara yang dimintai banyak tuntutan dari AS.
"Peredaan (sesaat ini) tidak dapat mendatangkan perdamaian, dan kompromi tidak akan mendapatkan rasa hormat," kata juru bicara Kementerian Perdagangan China pada Senin.
"Mengorbankan kepentingan orang lain untuk mendapatkan apa yang disebut pengecualian demi keuntungan pribadi sementara sama saja dengan bernegosiasi dengan 'harimau' hal itu pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan bagi kedua belah pihak dan merugikan semua pihak yang terlibat."
Meskipun Tiongkok menghormati upaya negara-negara untuk menyelesaikan sengketa dagang dengan AS, namun perundingan ini harus berdiri di pihak yang adil dan jujur. "Dan di pihak yang benar dalam sejarah," kata kementerian tersebut.
"Sangat penting untuk menekankan bahwa Tiongkok dengan tegas menentang pihak mana pun yang mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok," kata juru bicara tersebut.